radarselatan.bacakoran.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan tentang potensi gempa besar dari dua megathrust di Indonesia yang sudah lama tidak melepaskan energi besar.
Peringatan ini muncul setelah gempa besar dengan magnitudo 7,1 yang memicu tsunami di Jepang, yang berasal dari megathrust Nankai, terjadi pada hari Jumat lalu.
Megathrust adalah zona pertemuan antara lempeng tektonik Bumi yang dapat menyebabkan gempa besar dan tsunami. Megathrust ini dapat memicu kejadian serupa dengan jeda waktu ratusan tahun.
BACA JUGA:7 Danau Unik Di Indonesia, Ada Yang Tidak Masuk Akal, Ini Nama dan Loaksi Danaunya
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dariono mengatakan , terdapat dua megathrust di Indonesia yang telah lama tidak melepaskan energi dalam bentuk gempa, yaitu megathrust di Mentawai, Sumatera Barat, dan di Banten, Selat Sunda.
BMKG mengingatkan bahwa meskipun peringatan telah sering diberikan, masyarakat dan pemerintah daerah harus siap menghadapi kemungkinan terburuk.
Kepala BMKG, Rita Karnawati, menjelaskan bahwa informasi tentang megathrust sudah lama diketahui publik dan disampaikan oleh para ahli gempa, termasuk BMKG.
Di Pulau Indonesia, terbentuk akibat tumbukan lempeng tektonik aktif, seperti lempeng Samudra Indo-Australia yang menumbuk lempeng benua Eurasia.
BACA JUGA:6 Fakta Unik Pulau Bawean, Terletak Di Laut Jawa, Kebiasaan Warganya Mirip Dengan Orang Padang
Terdapat zona tumbukan yang memiliki beberapa segmen, di mana dua segmen di Mentawai dan Banten belum mengalami pelepasan energi, sementara segmen-segmen lainnya sudah melepaskan energi.
BMKG melakukan edukasi dan sosialisasi untuk mempersiapkan masyarakat dan pemerintah daerah, termasuk sistem pemantauan dan peringatan dini tsunami.
Untuk gempa bumi, Indonesia masih dalam proses menyiapkan sistem peringatan dini, berbeda dengan Jepang yang sudah memiliki sistem peringatan dalam hitungan detik.
BACA JUGA:Daftar 9 Kuliner Unik di Indonesia yang Melegenda, Namnya Aneh, Soal Rasa Jangan Ditanya
BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pihak terkait lainnya bekerja sama dalam persiapan teknis dan sosial-budaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Masalah utama adalah teknologi peringatan dini gempa, terutama karena kendala pemasangan alat di dasar laut yang belum berhasil.
Saat ini, BMKG sedang berupaya agar sensor deteksi gempa dan tsunami bisa dipasang bersama dengan kabel komunikasi laut.
Persiapan untuk dampak gempa megathrust melibatkan pembangunan infrastruktur tahan gempa, perencanaan tata ruang, dan pelatihan evakuasi.
BACA JUGA:Daftar Kampung Unik di Indonesia, Ada Yang Sudah Menjadi Warisan Budaya Dunia, Ini Namanya
Masyarakat harus mengetahui langkah-langkah evakuasi yang tepat untuk gempa dan tsunami serta memastikan adanya sistem komunikasi alternatif jika terjadi pemadaman listrik atau gangguan pada jaringan seluler.
BMKG dan BNPB, bersama dengan lembaga terkait, terus melakukan latihan dan simulasi untuk memastikan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Jika sekmen di Mentawai yang bergeser dan menyebabkan gempa, maka sebagian besar pulau Sumatera khususnya wilayah pesisir kemungkinan besar terdampak.
BACA JUGA:Kota Terunik Di DUnia, Berada Di Atas Bukit, Bentuknya Menyerupai Manusia Berbaring Telentang
Termasuk Bengkulu yang selama ini memang masuk zona rawan gempa. (**)