radarselatan.bacakoran.co - Petani sawit sering mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk untuk memupuk tanaman kelapa sawitnya.
Selain harga pupuk kimia mahal, tanaman kelapa sawit tidak termasuk dalam tanaman perkebunan yang boleh menggunakan pupuk bersubsidi.
Untuk mengatasi kesulitan mendapatkan pupuk, petani sawit bisa memanfaatkan pupuk organik buatan sendiri.
Selain biayanya murah karena pupuk ini bisa dibuat sendiri, bahannyapun gampang didapatkan.
BACA JUGA:Pencocokan Data Pemilih di Bengkulu Sudah 91 Persen
Yang lebih penting, pupuk organik cair buatan sendiri ini memiliki khasiat menyuburkan tanaman sawit tidak jauh beda dengan pupuk kimia.
Pupuk organik cair buatan sendiri juga tidak menimbulkan efek samping pada tanaman.
Lantas apa saja pupuk organik cair yang bisa dibuat oleh petani untuk mengganti pupuk kimia yang mahal?
Berikut beberapa jenis pupuk organik cair yang bisa dibuat sendiri oleh petani sawit dengan biaya yang sangat minim dan mudah didapat.
BACA JUGA:Budaya Lokal Mulai Terlupakan, Ini Pentingnya Melestarikan Budaya untuk Generasi Muda
Pertama adalah pupuk cair yang dibuat dari bahan sabut kelapa dan krokot (Portulaca oleracea L)
Sabut kelapa baik untuk bahan dasar pembuatan pupuk organik cair karena mengandung unsur kalium sebesar 10,25%, sehingga bisa menjadi alternatif sumber kalium organik untuk menggantikan pupuk KCl.
Secara lengkap sabut kelapa juga biasa digunakan sebagai media tanam ini mengandung unsur hara seperti Ca, Mg, K, Na, dan P sesuai digunakan sebagai bahan pupuk organik.
Sedangkan krokot mengandung zat kimia KCl, KSO4 dan KNO3. Jika sabut kelapa dan krokot disatukan, maka pupuk organik cair berkualitas akan tercipta.
Cara membuatnyapun tidak sulit, langkah pertama yang harus dilakukan oleh petani sawit adalah memisahkan sabut kelapa dari buahnya.
Uraikan segenggan sabut yang masih saling merekat, cacah lalu masukkan ke dalam wadah botol air mineral ukuran 1,5 Liter.
BACA JUGA:Taekwondoin Kaur Sabet Medali di Kejuaraan Kemenpora
Kemudian haluskan satu genggam krokot lalu campur dengan sabut kelapa tadi.
Setelah krokot dan sabut kelapa yang sudah dicaca tercampur rata, tambahkan 1 tutup botol larutan gula merah atau 1 tutup botol tetes tebu tambahkan lagi 1 tutup botol EM4.
Kemudian tuangkan 1 liter air bersih ke dalam bahan yang sudah dicampurkan tadi.
Untuk membuat pupuk organik cair ini, harus melalui proses permentasi. Diamkan campuran yang berada di dalam botol tadi selama lebih kurang dua minggu. Simpan di tempat yang terhindar dari paparan matahari langsung.
Namun perlu diingat setiap pagi tutup botol harus dibuka untuk membuang gas yang dihasilkan dari reaksi kimia bahan yang dicampurkan.
BACA JUGA:Penyelidikan Anggaran Insentif Fiskal Stunting Dihentikan
Pupuk organik cair ini bisa untuk pertumbuhan akar, daun dan batang.
Untuk memupuk akar, caranya petani sawit mencampurkan satu liter pupuk organik cair dengan tiga liter air.
Kemudian siramkan pada pangkal tanaman. Untuk tanaman kelapa sawit, setiap satu batangnya diperlukan pupuk organik cair ini sekitar 3 liter.
Sementara untuk tanaman lain seperti kopi, jambu, mangga dan jenis tanaman keras lainnya hanya butuh seperempat liter per tanaman. Sebaiknya penyiraman dilakukan setiap satu minggu sekali.
Untuk memupuk daun, dosis yang digunakan lebih sedikit yakni 1 liter pupuk organik cair dixampur dengan 5 liter air.
BACA JUGA:DPMD Tak Ada Dana, Kades Patungan Untuk Acara Pengukuhan Masa Jabatan
Kemudian semprotkan pada daun dan batang tanaman setiap satu minggu sekali.
Pupuk organik cair lainnya yang bisa dibuat dengan modal kecil adalah pupuk organik cair berbahan dasar air cucian beras.
cara membuatnya 1 liter air cucian beras dicampur dengan air tetes tebu dan EM4 masing – masing 1 tutup botol.
Kemudian diamkan campuran ditempat yang sejuk selama 2 minggu.
Pupuk organik cair berbahan dasar air cucian beras mengandung lebih banyak unsur fosfor dan kalium (P & K).
Pupuk ini sangat cocok untuk menumbuhkan akar baru pada kelapa sawit dan jenis tanaman lainnya.
Sebelum disiramkan pada tanaman, 1 liter pupuk organik cair dari bahan dasar air cucian beras ini harus dicampur dengan 5 liter air.
BACA JUGA:Bawaslu Petakan Kemungkinan Pelanggaran Pilkada Selama Proses Coklit Data Pemilih
Jika disimpan ditempat sejuk dan tidak terpapar matahari langsung, pupuk organik cair berbahan dasar air cucian beras ini bisa bertahan hingga 6 bulan.
Selain pupuk organik cair berbahan sabut kelapa dan air cucian beras, ada satu lagi bahan yang bisa dibuat untuk membuat pupuk organik cair, yakni kulit pisang.
Kulit buah pisang menghasilkan enzim xylanase, karena mengandung bahan kimia seperti magnesium, sodium, fosfor, sulfur, karbohidrat, air, vitamin C, kalium, lutein, anti-oksidan, kalsium, vitamin B, lemak, protein, beragam vitamin B kompleks di antaranya vitamin B6, minyak nabati, serat, serotonin.
Cara membuat pupuk cair dari kulit buah pisang yakni ambil kulit buah pisang yang sudah matang sebanyak 3 biji.
Kemudian haluskan kulitnya sampai benar benar halus. Tambahkan satu tutup botol tetes tebu dan EM4.
Campurkan satu liter air dan aduk hingga semua bahan tercampur merata.
BACA JUGA:Petani Sawit Wajib Tahu, Lakukan Cara Ekstrem Ini Jika Ingin Sawit Selalu Berbuah Lebat
Kemudian lakukan proses permentasi selama satu minggu. Setelah itu pupuk organik cair dari kulit buah pisang siap digunakan.
Cara menggunakan pupuk organik cair dari kulit buah pisang ini cukup mudah, campurkan satu liter pupuk organik cair dengan 10 liter air.
Kemudian siramkan pada tanaman sawit atau jenis tanaman kayu kayuan liannya.
Untuk tanaman sawit setiap batangnya dibutuhkan pupuk 3 liter untuk satu kali pemupukan.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, pemupukan sebaiknya dilakukan dua minggu sekali.
Itulah ulasan cara membuat pupuk organik cair dengan biaya ringan dan memiliki manfaat luar biasa.
Semoga artikel ini menginspirasi para petani sawit Indonesia ditengah kesulitan mendapatkan pupuk kimia. (**)