radarselatan.bacakoran.co - Di Indonesia banyak sekali jenis tumbuhan yang bermanfaat dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah kayu Bungli.
Di Indonesia kayu Bungli banyak ditemukan tumbuh secara liar, namun setiap daerah namanya berbeda beda.
Ada yang menyebut kayu ini dengan nama Bungli, Wungli, Kayu Lanang, Pongporang dan Kapung Buah Panjang.
Sebagian masyarakat Indonesia menganggap kayu ini memiliki tuah yakni menangkal petir.
Sehingga banyak menanam kayu ini di dekat rumah, dekat tanaman tanaman besar agar tidak disambar oleh petir.
Selain penangkal petir, Bungli juga biasa digunakan untuk mengobati rasa gatal pada kulit akibat gigitan semut atau ulat.
BACA JUGA:Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Bengkulu Selatan: Sekda Minta Perhatikan Apa Yang Harus Dilakukan
Caranya kulit manis (Cambium) batang kayu Bungli ini dioleskan pada bagian kulit yang gatal akibat gigitan serangga atau ulat.
Kayu ini ini memiliki manfaat sebagai antiinflamasi, antiulcer, hepatoprotektor, anti kanker, antioksidan, antimikroba,imunostimulan dan masih banyak fungsi lain yang belum dibuktikan secara ilmiah.
Kayu Bungli ini memiliki ciri ciri berbatang lurus dan jarang sekali ditemukan ranting atau dahan. Daunnya memiliki pelepah seperti daun pepaya.
Kulit batangnya tebal dan berwarna abu abu, serta berbau kurang sedap. Ciri lainnya Bungli memiliki buah yang panjang dan tipis seperti parang, sehingga ada juga yang menyebut kayu ini dengan nama kayu peparang.
BACA JUGA:Besuk Guru PPPK Kaur yang Harus Jalani Amputasi, Rohidin Terenyuh Dengan Pengabdian Pendidik Ini
Bungli dikenal sebagai tanaman yang mudah tumbuh. Batangnya yang dijadikan pancang untuk pagar akan sangat mudah tumbuh.
Tanaman ini memiliki daun muda berwarna hijau dengan tulang daun berwarna keunguan. Namun setelah daun tua tulang daun akan berubah menjadi hijau.
Buah kayu ini berada diujung tanting, biasanya dalam satu pucuk ranting bisa menghasilkan dua atau lebih buah. (**)