Serukan Transisi Energi Yang Adil

Sabtu 16 Mar 2024 - 18:00 WIB
Reporter : Lisa Rosari
Editor : sahri senadi

radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU  - Kehadiran PLTU di Pulau Sumatera dinilai telah menghasilkan dampak serius terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.

Pencemaran udara, tanah, dan air menjadi konsekuensi yang tidak dapat diabaikan. Dampak tersebut dirasakan oleh masyatakat yang berada di sekitar PLTU.

BACA JUGA:Rp2,4 Miliar Temuan BPK Jatuh Tempo, Ipda Persilahkan APH Masuk

Pemerintah, dalam hal ini dinilai lengah dan tidak responsif terhadap keluhan masyarakat, yang semakin memperparah dampak negatif setiap harinya.

Manajer Sekolah Energi Bersih Kanopi Hijau Indonesia Bengkulu, Hosani Ramos Hutapea mengatakan, masyarakat menekankan urgensi menghentikan aktivitas PLTU yang merugikan dan memulai langkah-langkah transisi energi yang membawa keadilan dan keberlanjutan.

"idak ada lagi masyarakat yang harus menderita akibat aktivitas PLTU di Sumatera termasuk di Bengkulu," kaat Hosani.  

BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun Ajaran, 67 Kepsek dan Guru Dimutasi

BACA JUGA:Bengkulu Selatan Dapat 475 Formasi CASN

Masyarakat disekitarnya merasakan dampak langsung dari adanya aktifitas PLTU.  Namun terkesan adanya pembiaran atas dampak langsung PLTU batubara terhadap rakyat di sekitar tapak yang ada di Sumatera.

Tuntutan masyarakat  adalah transisi energi yang murni dengan pennsiunan PLTU yang sudah ada dan penolakan pembangunan PLTU baru.

BACA JUGA:PERHATIAN! Seluma Buka Lowongan 2.554 CASN

"Dalam konteks ini, masyarakat setempat bersatu untuk menyerukan transisi energi yang adil, demokratis, dan berkelanjutan," kata Hosani. (cia)

Kategori :