RadarSelatan.bacakoran.co - Pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mulai menyerang sektor ekonomi masyarakat.
Dampaknya tidak main main, sudah mulai menjalar ke semua lini perekonomian. Jika dalam waktu dekat persoalan ini tidak juga teratasi maka tidak menutup kemungkinan akan berdampak terhadap perekonomian nasional.
Karena pelabuhan Pulau Baai merupakan satu satunya pelabuhan di Provinsi Bengkulu yang selama ini menjadi jalur utama transportasi logistik.
BACA JUGA:Pemprov Desak PT Pelindo Mempercepat Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Baai
Mulai dari pengiriman pasokan Bahan Bakar Minyak ke Bengkulu, pengiriman barang dari Bengkulu ke Luar daerah, serta mobilisasi penumpang.
Akibat kapal tidak bisa merapat ke pelabuhan masyarakat Pulau Enggano Provinsi Bengkulu menjadi korban pertama.
Pasokan logistik kebutuhan pokok ke pulau itu terhenti karena kapal yang biasa mengangkut penumpang dan barang menuju pulau Enggano tidak bisa merapat.
Dampak lebih besarnya lagi, sejak seminggu terakhir pihak pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) atau pabrik CPO di Bengkulu mulai melakukan pembatasan pembelian tandan buah segar kelapa sawit (TBS) dari petani.
BACA JUGA:Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai Segera Teratasi, Pengerukan Mulai Dilakukan
Alasannya pihak perusahaan kesulitan mengangkut CPO dari Bengkulu karena harus melalui jalur darat.
Jika pembatasan pembelian TBS ini berlangsung lama tentu petani akan sangat dirugikan secara ekonomi. Harga TBS juga mulai turun.
Belum lagi hasil pertambangan batu bara, saat ini sudah mulai menumpuk. Kemudian pengiriman barang barang lain dari Bengkulu dan dari luar menuju Bengkulu juga terhambat.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Siapkan Regulasi Reviltalisasi Pelabuhan Pulau Baai
Jika kondisi ini tetap berlangsung hingga beberapa waktu kedepan, maka dipastikan dampak pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai terhadap perekonomian akan semakin parah.
"Dampaknya pada semua sektor dan hilirnya tentu yang paling terdampak adalah masyarakat," kata salah seorang warga Bengkulu. (**)