RadarSelatan.bacakoran.co - Keluhan konsumen tentang harga motor Jepang yang terasa overprice, dimanfaatkan oleh China untuk melancarkan jurus mabuknya.
Misalnya Honda PCX 160 2025 yang harganya sudah lebih dari Rp40 juta, meskipun tidak ada perubahan besar dari model sebelumnya.
Begitu juga dengan Yamaha NMax dan Aerox, harga keduanya kini sudah tembus lebih dari Rp40 juta.
Selain itu, motor-motor sport seperti Yamaha R25 dan Honda CBR500R juga dijual di atas Rp70 juta.
BACA JUGA:China Luncurkan Motor Trail Terbaru, Spesifikasinya Gak Main-Main, Bikin Terpukul Trail Jepang dan Eropa
Memang, produk-produk tersebut adalah model flagship, namun motor non-flagship seperti Honda Beat yang harganya sekitar Rp18 juta atau Yamaha Mio yang harganya hampir sama, tetap terasa sangat mahal mengingat spesifikasinya yang minim.
China justru memanfaatkan peluang ini untuk mendorong produknya agar laris dipasaran dengan menawarkan motor harga murah.
Salah satu produsen Cina yang kini sedang naik daun adalah QJ Motor, yang akan membuka pabrik di Cikarang, Indonesia.
Ini berarti motor-motor China akan diproduksi secara lokal, dan harganya pasti lebih terjangkau.
BACA JUGA:Suzuki Luncurkan E-Vitara, Mobil Listri Murah, Siap Bersaing Dengan Mobil China
QJ Motor diperkirakan akan mulai memasarkan produknya di Indonesia tahun ini. Meski belum ada informasi pasti tentang model yang akan diluncurkan, mereka sudah memiliki berbagai pilihan motor yang cukup menarik.
Mulai dari model adventure, sport fairing, hingga motor matic, QJ Motor menawarkan banyak variasi yang bisa disesuaikan dengan selera konsumen Indonesia.
Contohnya, QJ Motor AX200S yang mirip dengan Yamaha Aerox 155 VVA. Meskipun mesinnya sedikit lebih besar, yaitu 175cc, dengan tenaga 13,5 kW dan torsi 15 Nm, motor ini dijual dengan harga sekitar Rp30 juta—lebih murah dibandingkan Aerox yang harganya di atas Rp40 juta.
BACA JUGA:Tak Mau Kalah, China Hadirkan BYD Seal 06 GT, Mobil Jepang Kian Tertekan
Selain itu, QJ Motor juga menawarkan motor 250cc dengan fitur yang cukup lengkap, meskipun banyak yang masih menggunakan mesin satu silinder, yang mungkin akan sulit bersaing dengan motor sport dua silinder.
Motor-motor Cina ini memang menawarkan harga yang lebih murah, tetapi ada beberapa hal yang masih perlu dipertimbangkan.
Misalnya, meskipun desain motor-motor QJ Motor terlihat futuristik, sebagian besar masih memiliki elemen desain yang "copy-paste" dari motor Jepang, seperti QJ Motor ATR150 yang mirip dengan Honda ADV.
Untuk pasar Indonesia, desain motor matic mereka, seperti model retro klasik LTM 125 yang terinspirasi dari Vespa, mungkin tidak akan terlalu disukai oleh sebagian besar konsumen.
Selain itu, ada kekhawatiran tentang ketersediaan spare parts dan aftermarket. Walaupun QJ Motor membuka pabrik di Indonesia, akses ke part aftermarket tetap menjadi tantangan.
Produk seperti CFMOTO, meski memiliki desain yang menarik, masih sulit mendapatkan aksesori tambahan atau parts lain yang memadai di pasar.
BACA JUGA:China Luncurkan Mobil Pesaing Rubicon, Desain Lebar dengan Tenaga Besar, Harga Merakyat
Terakhir, masalah besar yang dihadapi oleh motor Cina adalah branding. Di Indonesia, branding sangat penting.
Siapa yang bisa mengalahkan citra produsen Jepang yang sudah sangat kuat, seperti Honda atau Yamaha, Pasar motor di Indonesia sangat besar, dengan banyak segmen mulai dari anak sekolah hingga ibu rumah tangga.
Meskipun mereka mungkin tidak peduli dengan cc atau fitur, motor yang mereka pilih harus terlihat bagus dan dapat diandalkan.
Honda Beat, misalnya, sangat laku karena branding yang kuat. Produsen Cina harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan citra yang lebih baik di pasar Indonesia.
Dengan fakta-fakta ini, meskipun motor Cina seperti QJ Motor mungkin bisa menawarkan harga yang lebih terjangkau dan desain yang menarik, mereka belum bisa sepenuhnya menggantikan dominasi produk Jepang dalam waktu dekat.
Dalam lima tahun ke depan, mungkin hal ini agak sulit dicapai. Namun, jika QJ Motor serius untuk bersaing, mereka harus menawarkan desain yang sesuai dengan selera Indonesia dan memperkuat jaringan aftermarket mereka. (**)