Peringatan Isra Miraj, Momentum Meneladani Rasulullah SAW

Senin 03 Feb 2025 - 17:24 WIB
Reporter : Rezan
Editor : Suswadi AK

radarselatan.bacakoran.co - KOTA MANNA, Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW diperingat setiap muslim pada tanggal 27 bulan Rajab. Peringatan ini sendiri memiliki makna dan hikmah yang sangat besar bagi umat Islam.

Salah satunya bertujuan mengingatkan jejak dan napak tilas momentum Rasulullah SAW menerima wahyu untuk mengerjakan salat lima waktu secara langsung dari Allah SWT.

BACA JUGA:Para Guru Wajib Kumpul SKP, Absen Bakal Kena Sanksi Naik Pangkat

“Maka, hikmah dari memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, yakni sebagai momentum untuk mengambil uswah atau meneladani akhlak Rasulullah SAW dan tentunya semakin memperkokoh keimanan seorang muslim kepada Allah SWT,”

ujar Ustaz Liza Wahyuninto, MH saat mengisi ceramah agama di Masjid Darussalam Desa Talang Padang, Minggu (2/2/2025) malam.

BACA JUGA:SMAN 5 Bengkulu Selatan Raih Piala Bergilir Gubernur dan Puluhan Trofi Prestasi

Pria yang akrab disapa Ustaz Yuyun tersebut menyebutkan bahwa Isra Miraj adalah wadah penanaman pada diri generasi muda tentang kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, akan melahirkan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, dengan mengikuti sunah-sunahnya.

Sehingga, suri tauladan kehidupan (uswah hasanah) Nabi Muhammad SAW, dapat diserap dalam pikiran dan perilaku muslim dalam kesehariannya.

BACA JUGA:Polres Kaur Turut Pastikan Stok dan Harga Sembako Aman

“Nabi Muhammad SAW sendiri adalah sosok yang memiliki akhlak terpuji, bahkan Nabi Muhammad SAW merupakan suri tauladan yang sempurna bagi umat manusia.

Maka, sudah seharusnya akhlak Rasulullah ini tertanam disetiap muslim, terutama generasi muda, agar generasi penerus bangsa ini memilki akhlakul karimah,” ungkapnya.

BACA JUGA:Meriahkan Isra Miraj Dengan Berbagai Lomba Keagamaan

Selanjutnya Ustaz yang merupakan lulusan Ponpes Tebu Ireng ini berpesan, meskipun tidak mampu meneladani seratus persen akhlak Rasulullah, namun keinginan dan niat untuk meneladani harus terus ada.

“Kita berusaha semaksimal mungkin dalam meneladani akhlak Rasulullah, jangan sampai meninggalkan seluruhnya saat tidak mampu menyempurnakannya.

Ini sesuai dengan sebuah qaidah Siapa saja yang tidak bisa meraih seluruhnya maka jangan ditinggalkan secara keseluruhan,” tandasnya.

Kategori :