RadarSelatan.bacakoran.co - Pasien gagal ginjal bisasanya harus menjalani tindakan cuci darah atau hemodialysis.
Tindakan ini dilakukan untuk membersihkan darah dari racun dan kelebihan cairan lantaran ginjal sudah tidak mampu lagi berfungsi normal menyaring darah.
Namun perlu diingat, pasien yang menjalani cuci darah harus menjaga asupan makanan secara ketat untuk menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi.
BACA JUGA:Bukan Cuma Rasanya Lezat, 9 Buah Ini Dapat Meningkatkan dan Memperbaiki Fungsi Ginjal, Ini Daftarnya
Ginjal yang sehat berperan penting dalam menyaring zat-zat sisa metabolisme dan mengatur keseimbangan cairan serta elektrolit dalam tubuh.
Ketika ginjal mengalami kerusakan, kemampuannya untuk melakukan fungsi tersebut menurun drastis.
Hemodialisis memang membantu menggantikan sebagian fungsi ginjal, tetapi tidak seefektif ginjal yang sehat.
Oleh karena itu, pasien cuci darah harus membatasi asupan zat-zat tertentu yang sulit disaring oleh ginjal dan dapat menumpuk di dalam tubuh.
BACA JUGA:7 Jenis Buah Yang Tidak Baik Untuk Kesehatan Ginjal, Sembarangan Makan Bisa Merusak
Salah satu zat yang perlu dibatasi adalah fosfor. Fosfor terdapat dalam banyak makanan, terutama protein hewani seperti daging, ikan, dan produk susu.
Kelebihan fosfor dalam darah dapat menyebabkan masalah tulang dan jantung pada pasien cuci darah.
Selain itu, kalium juga perlu dikontrol. Kalium ditemukan dalam buah-buahan seperti pisang dan jeruk, serta sayuran seperti bayam dan kentang.
Tingkat kalium yang tinggi dalam darah dapat mengganggu irama jantung dan menyebabkan kelemahan otot.
Makanan tinggi natrium juga perlu dihindari.
Natrium terdapat dalam garam dapur, makanan olahan, dan makanan cepat saji.
BACA JUGA:Waspada, Dikter Sebut Konsumsi Obat Sembarangan Dapat Berakibat Fatal, Bisa Picu Gagal Ginjal
Asupan natrium yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan memperberat kerja jantung, yang sudah rentan pada pasien cuci darah.
Selain itu, asupan cairan juga perlu diperhatikan. Ginjal yang rusak tidak dapat membuang kelebihan cairan secara efisien, sehingga pasien cuci darah harus membatasi jumlah cairan yang dikonsumsi untuk mencegah penumpukan cairan di paru-paru dan jantung.
Lalu, apa saja makanan yang aman dan dianjurkan untuk pasien cuci darah? Pasien cuci darah tetap membutuhkan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh.
Sumber protein yang rendah fosfor, seperti putih telur, ikan tanpa tulang, dan tahu, dapat dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
BACA JUGA:Manfaat Cuka Apel Untuk Kesehatan Yang Jarang Diketahui, Ampuh Hancurkan Batu Ginjal, Mengontrol Kadar Gula
Karbohidrat kompleks seperti nasi, roti gandum, dan pasta juga penting sebagai sumber energi.
Buah-buahan seperti apel, pir, dan anggur, serta sayuran seperti wortel, brokoli, dan kembang kol, umumnya aman dikonsumsi.
Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan jenis dan jumlah makanan yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.
Selain membatasi jenis makanan tertentu, pasien cuci darah juga dianjurkan untuk menghindari makanan yang digoreng, makanan tinggi gula, dan minuman beralkohol.
BACA JUGA:Khasiat Buah Kebiul, Menjaga Kesehatan Ginjal, Menyembuhkan Sakit Pinggang, Membunuh Sel kanker
Memilih metode memasak yang sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang, dapat membantu mengurangi asupan lemak dan kalori.
Penerapan pola makan yang tepat bagi pasien cuci darah sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi.
Dengan membatasi asupan zat-zat yang sulit disaring oleh ginjal, pasien cuci darah dapat menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, mencegah penumpukan racun, serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan masalah tulang.
BACA JUGA:Waspadai Gagal Ginjal, Bupati Ingatkan Makanan dan Jajanan Anak
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda.
Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat penting untuk menentukan rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.
Dengan disiplin dan komitmen dalam mengikuti anjuran medis, pasien cuci darah dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif. (**)