Info Penting Bagi Petani, Ternyata Ini 5 Kelebihan dan 3 Kelemahan Pupuk Organik Dari Kotoran Kambing

Rabu 08 Jan 2025 - 10:37 WIB
Reporter : sahri senadi
Editor : sahri senadi

radarselatan.bacakoran.co - Kotoran kambing seudah sejak lama digunakan sebagai pupuk alternatif oleh petani.
Saat ini penggunaan pupuk organik dari kotoran kambing sudah semakin masif digunakan.

Walaupun sudah banyak yang menggunakan, namun sebagian besar petani belum begitu memahami kelebihan dan kekurangan pupuk organik dari kotoran kambing ini.

BACA JUGA:Petani di Bengkulu Selatan Diimbau Manfaatkan Pupuk Buatan

Kandungan unsur hara yang terdapat pada kotoran kambing meliputi hara makro, kotoran kambing mengandung nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur.

Sementara itu, unsur mikro yang terkandung di dalamnya meliputi besi, zinc, tembaga, kobalt, barium, dan mangan.

Tentu saja, kandungan ini bisa bervariasi tergantung pada pakan yang diberikan kepada kambing.

Berikut ini 5 kelebihan Kotoran Kambing Sebagai Pupuk Organik:

BACA JUGA:Pupuk Kopi Agar Buah Tidak Rontok, Buah Lebat, Batang Subur, Hasil melimpah

1. Kadar Air

Kadar air yang Rendah dan Mudah Didistribusikan Kotoran kambing memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan kotoran hewan lainnya, seperti kotoran ayam atau sapi.

Hal ini membuatnya lebih ringan dan lebih mudah untuk didistribusikan ke lahan pertanian. Karena lebih kering, bau yang ditimbulkan juga tidak sekuat kotoran ayam atau sapi.

2. Proses Pengomposan

Proses pengomposan lebih cepat karena lebih kering, kotoran kambing memiliki porositas yang cukup baik, sehingga mikroba pengurai dapat bekerja dengan maksimal.

Mikroba membutuhkan oksigen untuk mengurai bahan organik, dan karena struktur kotoran kambing yang granul seperti kerikil, proses pengomposannya menjadi lebih cepat.

Namun, selama proses pengomposan, kadang kita perlu menambahkan sedikit air agar mikroba tetap aktif.

BACA JUGA:Sulit Mendapatkan Pupuk, Ini 5 Bahan untuk Membuat Pupuk Asam Amino, Memperbanyak Anakan dan Melebatkan Bulir

3. Bebas dari Biji Gulma

Kotoran kambing yang diberikan pakan berupa ampas tahu, dedaunan, dan pakan lainnya umumnya bebas dari biji gulma.

Hal ini berbeda dengan kotoran sapi yang sering kali mengandung biji gulma, yang bisa tumbuh menjadi tanaman pengganggu di lahan pertanian.

4. pH yang Normal

Kotoran kambing memiliki pH yang relatif normal, sekitar 6, yang tidak terlalu asam atau basa. Karena itu, dalam proses pengolahan, petani tidak perlu menambahkan dolomit atau bahan lain untuk menyeimbangkan pH, dan bisa langsung menaburkannya di lahan pertanian.

BACA JUGA:Tanaman Ajaib, Dari Gulma Pengganggu Menjelma Menjadi Pupuk Organik, Bahan Bakar, dan Sumber Listrik

5. Tidak Membakar Tanaman

Kandungan hidrogen dalam kotoran kambing lebih tinggi dibandingkan dengan kotoran sapi.

Hal ini membuat proses pengomposan tidak terlalu panas, sehingga kotoran kambing yang belum terkompos dengan sempurna tetap aman digunakan di lahan pertanian tanpa membahayakan tanaman.

Kekurangan Kotoran Kambing Sebagai Pupuk Organik:

1. Kandungan Nitrogen yang Rendah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kotoran kambing memiliki kandungan nitrogen yang tidak terlalu tinggi dibandingkan kotoran ayam.

Ini bisa menjadi kelemahan jika Anda membutuhkan pupuk yang kaya nitrogen untuk pertumbuhan tanaman yang cepat.

BACA JUGA:Membuat Pupuk Organik cair, Modal Kecil, Cocok Untuk Tanaman Kelapa Sawit

2. Risiko Bakteri Berbahaya

Karena kotoran kambing tidak menghasilkan panas yang cukup saat pengomposan, bakteri berbahaya seperti E coli dan salmonella bisa bertahan dan tidak mati dalam proses tersebut.

Oleh karena itu, setelah pengomposan, kotoran kambing sebaiknya dijemur di bawah sinar matahari langsung, karena sinar ultraviolet dapat membunuh bakteri ini.

Agar lebih aman, bisa menimbun kotoran kambing lebih lama, sekitar 6 bulan, untuk memastikan bakteri-bakteri tersebut mati sebelum digunakan.

BACA JUGA:Solusi Atasi Pupuk Mahal, Modal Rp 12 Ribu Bisa Gantikan 20 Karung Dolomit, Ini Caranya

3. Pengomposan Memerlukan Air Tambahan

Karena kotoran kambing memiliki kadar air yang rendah, saat pengomposan, Anda mungkin perlu menambahkan air agar mikroba pengurai bisa bekerja lebih efektif. Tanpa cukup air, pengomposan akan terhambat dan proses dekomposisinya menjadi lebih lambat. (**)

Kategori :