Cara Praktis Membuat Pupuk Cair Dari Urine Sapi dan Kerbau, Dijamin Tanaman Subur
Pupuk Cair dari urine sapi-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co - Selama ini pupuk kandang atau pupuk yang berbahan dasar kotoran ternak sudah lama dikenal oleh petani.
Belakangan ini bukan hanya kotoran ternak yang bisa diolah menjadi pupuk, tetapi urine ternak juga bisa dijadikan pupuk organik cair (POC).
Hanya saja pengaplikasiannya di lapangan masih terbilang minim, sehingga pengaplikasiannya jarang terlihat di lapangan. Petani masih memilih menggunakan pupuk kimia yang lebih praktis.
BACA JUGA:Solusi Benih Padi Di Lahan Rawa Berkarat, Varietas Padi Thailand Jumbo Paling Joss, AGT Kalah Jauh
Urine sapi atau kerbau mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman diantaranya Nitrogen 1%, Phospor 0,5%, Kalium 1,5%, Carbon 1,1 %, Air 92%, dan fito hormon Auksin yaitu zat perangsang tubuh yang bisa digunakan sebagai zat pengatur tumbuh.
Setelah pupuk cair urine diolah unsur-unsur hara tersebut meningkat. Nitrogen menjadi 2,7%, Phospor menjadi 2,4%, Kalium menjadi 3,8% dan karbon menjadi 3,8%.
Warna yang semula kuning berubah menjadi kehitam-hitaman, dan bau yang semula menyengat jauh berkurang.
Keungulan lain dari pupuk cair urine ini adalah dapat mengusir hama tikus, wereng, walang sangit dan hama penggerek.
Sehingga tanaman terhindar dari serangan hama-hama tersebut.
BACA JUGA:Karakteristik dan Keistimewaan padi Zizania Yang Jarang Diketahui Petani
Untuk membuat pupuk cair dari urin sapi atau kerbau ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan. Untuk alat yang digunakan cukup sederhana, yakni drum, ember dan plastik.
Sedangkan bahannya, pertama adalah urine sapi atau kerbau, kemudian Jahe 1/2 kg, Lengkuas 1/2 kg, Kunyit 1/2 kg, Temu ireng 1/2 kg, Temulawak 1/2 kg, Kencur 1/2 kg, Gula Merah 1 kg, Rendaman Kedelei 1 Gelas atau Urea 1 sendok makan, EM4 100 ml.
Bahan - bahan jahe, lengkuas, kunyit, temu ireng, temulawak dan kencur (empon-empon) berfungsi untuk menghilangkan bau urine sapi dan memberi rasa yang tidak disukai hama tanaman.
BACA JUGA:8 Jenis Padi Paling Unggul Dengan Hasil Melimpah, Sekali Tanam Petani Langsung Jatuh Cinta
Gula berguna dalam proses fermentasi dan memenyuburkan mikroorhanisme yang ada didalam tanah, Urea dan rendaman kedelai berfungsi untuk memperkaya unsur hara yang terdapat dalam pupuk cair serta menyuburkan mikroorganisme.
Serta EM 4 sebagai starternya.
Kemdian cara membuatnya, semua bahan tadi dihaluskan, kemudian masukkan ke dalam urin sapi atau kerbau lalu dimasak hingga mendidih.
Setelah campuran tadi mendidih kemudian dibiarkan dulu hingga dingin. Setelah dingin baru dimasukkan ke dalam ember atau drum lalu ditutup rapat dan didiamkan selama 3 minggu.
BACA JUGA:Padi Inpari Sidenuk, Padi Unggul Hasil Melimpah dan Tahan Segala Hama dan Penyakit
Selama proses permentasi, tutup drum atau ember dibuka sebanyak dua kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Tujuannya untuk membuang gas yang dihasilkan atau boleh menggunakan aerator untuk mempercepat proses penguapan gas.
Pupuk cair yang telah jadi, dapat langsung digunakan, cara pemakaiannya 1 liter pupuk cair urine sapi dicampur 10 liter air lalu disemprotkan ke tanaman.
Pabila pupuk cair urine sapi ini disimpan paling baik selama 12 hari dan harus tertutup rapat agar kadar nitrogen dan urine tidak banyak keluar.
Pupuk ini bisa digunakan untuk berbagai tanaman, mulai dari tanaman pangan (padi), palawija dan sayuran, hortikultura (cabai, jeruk), dan bisa juga pada bibit / benih tanaman.
Pada tanaman padi penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 hst, 25-30 hst dan pada fase primordia (45 hst) saat sudah ada satu tanaman yang mengeluarkan bunga.
Pada tanaman hortikultura penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 HST (terdapat 3-4 helai daun) dan pada saat pembentukan bunga.
BACA JUGA:6 Manfaat Pupuk Kalsium Serta Pengaplikasiannya untuk Tanaman Padi yang Wajib Diketahui Petani
Untuk benih/ biji direndam selama semalam sedangkan untuk bibit perendaman selama maksimal 10 menit.
Keunggulan menggunakan pupuk ini bukan saja menyuburkan tanaman, tetapi juga menjaga struktur tanah tetap baik serta menjaga tanaman yang dihasilkan dari zat kimia berbahaya.
Kemudian petani bisa menghemat biaya operasional, salah satunya mengurangi biaya pembelian pupuk. (**)