radarselatan.bacakoran.co - Pada 15 Oktober 2024, pekerja proyek Jalan Jalur Lingkar Selatan (JJLS) Gunungkidul menemukan sebuah gua saat melakukan pengerjaan pengeprasan bukit.
Penemuan ini menarik perhatian, dan pada 24 Oktober 2024, tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelusuran untuk menilai apakah gua tersebut layak untuk dijadikan destinasi wisata massal.
BACA JUGA:Pesona dan Keindahan Air Terjun Goa Raja, Destinasi Wisata yang Memukau dan Memanjakan Mata
Lokasi gua ditemukan berada di ditengah proyek jalan yang akan mengubungkan Wonosari dan Tepus. Ada dua gua ditemukan di lokasi itu.
Salah satunya terletak di bawah bukit, dan yang lainnya berada lebih dekat di tengah jalur proyek.
Area proyek tersebut sedang disterilkan dan ditutup sementara, karena ditemukan gua di sana.
Gua yang ditemukan ini cukup besar dan memiliki formasi stalaktit dan stalakmit yang masih aktif.
BACA JUGA:Misteri Goa Sugapa Di Hutan Papua, Dihuni Wanita Cantik Penggoda Lelaki, Jika Tergoda Celaka Menanti
Peneliti UGM memverifikasi bahwa gua ini kemungkinan berusia jutaan tahun. Beberapa bagian gua bahkan masih memiliki tetesan air yang berasal dari batuan kristal yang sangat indah.
Menurut Prof. Mahfud, seorang ahli geomorfologi dari UGM, gua ini terbentuk di dekat muka air tanah dan memiliki struktur batuan yang cukup rapuh akibat pelarutan batu gamping.
Gua ini masih aktif, tetapi sayangnya beberapa batuan telah rusak, diduga akibat ulah manusia yang memasuki area gua tersebut setelah penemuan.
BACA JUGA:Pantai Goa Cemara di Bantul: Tempat Wisata Paling Cocok Melepas Penat, Pemandangannya Luar Biasa
Setelah melakukan penelitian, tim UGM menyatakan bahwa gua ini tidak cocok untuk wisata massal karena kondisi gua yang cukup rapuh dan masih dalam proses pembentukan.
Namun, ada kemungkinan gua ini bisa dikembangkan untuk bentuk wisata lainnya, seperti tur virtual yang menampilkan keindahan dalam gua tersebut.
Mengenai proyek JJLS itu sendiri, meskipun penemuan gua ini menambah tantangan baru, pembangunan jalan tetap dilanjutkan.
Rencana pengeprasan bukit masih akan dilakukan, dengan kedalaman 12 meter lagi untuk memastikan bahwa tidak ada rongga atau gua lain yang terpengaruh.
BACA JUGA:Mitos dan Keindahan Goa Hawang Di Maluku, Goa Purba Penuh Stalaktit dan Stalakmit
Jika tidak ada kendala, pekerjaan jalan akan dilanjutkan, dan gua ini tetap akan dilindungi.
Tim peneliti UGM menyarankan untuk menjaga kelestarian gua ini demi kepentingan lingkungan dan untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.
Oleh karena itu, untuk sementara waktu, gua ini ditutup untuk umum dan hanya dapat diakses untuk penelitian. (**)