radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Di tengah maraknya penyakit ngorok dan jembrana yang menyerang hewan ternak kerbau dan sapi di wilayah Bengkulu Selatan (BS) akhir-akhir ini.
Banyak sekali timbul para pedagang daging dadakan yang menyediakan daging dengan harga lebih murah.
BACA JUGA:Pilkada Masih ada Petugas KPPS Meninggal, KPU: Jumlahnya Capai 6 Orang
Bahkan, daging yang dijual tersebut hampir dua kali lipat lebih murah dibandingkan harga pasaran daging biasanya.
Menyikapi hal itu, Kasi Keswan Bidang Keswan Dinas Pertanian (Distan) Bengkulu Selatan, drh. Mungky Wardalena mengimbau masyarakat agar tidak asal konsumsi daging murah.
Meski harga jual relative murah dan pedagang memastikan daging tersebut segar, pembeli diminta harus cerdas dan mampu melindungi diri sendiri dan keluarga dari kualitas makanan yang tidak sehat.
BACA JUGA:Pleno Hasil Pilkada Bengkulu Selatan Ditarget Selesai 3 Desember
“Memang harga daging banyak murah sejak kerbau dan sapi terkena penyakit ngorok. Kalau memang prosedur penyembelihan pas, itu tak masalah.
Oleh karena itu, masyarakat harus pastikan bahwa daging yang dijual memang hasil dari sembelihan yang normal,” ujarnya.
Lanjut Mungky, melihat harga daging saat ini yang hanya berkisar Rp80 ribu per kilogram. Secara langsung akan mempengaruhi minat masyarakat untuk tergiur membeli dalam jumlah banyak. Iapun tidak melarang hal itu, namun kewaspadaan harus perlu.
BACA JUGA:Polda Bengkulu Siaga Jaga Kondisi Damai Pasca Pilkada Serentak 2024
“Daging ternak yang disembelih akibat terpapar penyakit ngorok memang tak masalah, asal prosedur penyembelihan yang pas. Tapi kalau asal muasal dagingnya tidak jelas, mestinya masyarakat harus mempertimbangkan hal itu,” jelasnya.
Sementara untuk membedakan daging segar atau tidak, secara kasat mata Mungky menyebut bahwa hal itu bisa dilihat dari uji organoleptic. Yakni dengan melihat tekstur, bau hingga warna yang ada pada daging tersebut.
BACA JUGA:Jelang Nataru Waspadai Lonjakan Laju Inflasi
“Umumnya daging segar berwarna merah merona, tekstur yang kenyal dan bau yang khas. Namun, untuk lebih pastinya bisa dilakukan uji di laboratorium,” pungkasnya. (rzn)