Petani Bengkulu Selatan Keluhkan Harga Ubi Singkong Turun Lagi

Sabtu 19 Oct 2024 - 17:25 WIB
Reporter : Rezan Okto Wesa
Editor : Suswadi Ali K

RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Harga jual ubi singkong ditingkat petani kembali turun. Dari sebelumnya Rp3500 per kilogram, saat ini hanya Rp2500 per kilogram itupun harus dikeluarkan dari lahan bukan harga di lokasi.
Atas penurunan harga tersebut, para petani singkong kembali mengeluh. Mereka berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu Selatan (BS) bisa memberikan kebijakan yang lebih menguntungkan untuk petani singkong.

BACA JUGA:Pengelolaan Parkir Pantai Panjang Berpeluang Dipihakketigakan

BACA JUGA:Kantor Kemenag Kaur Masih Kekurangan ASN

“Tadi saya jual ke pengepul hanya Rp2500 per kilogram, padahal janji sebelumnya masih di Rp2800. Ini tentu merugikan kami, karena pengelolaan singkong tidaklah mudah,” ujar Yedi (41) petani singkong asal Desa Tungkal 2 Kecamatan Pino Raya.
Yedi menyebutkan ada sekitar 2300 rumpun singkong yang dia kelola. Atas jumlah tersebut, Yedi belum bisa menaksir berapa jumlah maksimal panen yang didapat. Untuk sementara ini, dirinya mengaku sudah panen sebanyak 600 kilogram singkong.
“Saya harap hasilnya di atas dua ton, karena cuaca sudah mulai turun hujan. Hambatannya memang karena dua bulan lalu cuaca sangat panas, sehingga perkembangan ubi sangat lambat,” jelasnya.

BACA JUGA:Hujan Mulai Turun Tapi Suhu Tetap Panas, Ternyata Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Wisata Bukit Kandis, Keindahan Alam Menawan di Bengkulu, Cocok untuk Pendaki Pemula

Untuk jenis singkong yang dikembangkan, Yedi mengaku dirinya mengembangkan singkong mentega. Selain perawatannya lebih mudah dibandingkan jenis singkong yang lain, jumlah ubi per batang singkong mentega lebih banyak.
“Bibitnya saja turunkan dari tanaman sebelumnya, karena memang saya rutin menanam singkong,” paparnya.

BACA JUGA:5 Kebiasaan Buruk Yang menyebabkan Rambut Rontok, Bisa Sebabkan kebotakan Dini

BACA JUGA:Tanaman yang Bisa Mengurangi Kadar Nikotin Dalam Tubuh dan cara Pemakaiannya

Terpisah Andi (42) pengepul ubi singkong di Kota Manna membenarkan jika harga singkong turun. Ini karena provinsi tetangga yakni Lampung dan Sumsel sedang panen puncak, sehingga pihaknya mau tak mau bersaing dengan pengepul dari luar daerah.
“Jumlah singkong dari Sumsel dan Lampung sangatlah besar, kalau tidak mengikuti harga mereka, maka kami (pengepul, red) akan hancur,”ujarnya.

BACA JUGA:Tak Perlu Obat Medis, Gunakan Daun Tempuyung, Batu Ginjal Hancur

BACA JUGA:Masih Sering Bawa HP Ke Tempat Tidur? Matikan 7 Fitur Ini Agar Tidak Terkena Dampak Radiasi

Masih kata Andi, meski ada penurunan harga, bukan berarti pihaknya melakukan pembatasan pembelian singkong petani. Selagi petani mau jual, pihaknya akan tetap membeli dengan syarat singkong harus segar. “Jadi singkongnya jangan terlalu lama dicabut, kalau disimpan terlalu lama maka akan jamuran. Kamipun akan semakin susah menjualnya,” demikian Andi.

(rzn)

Kategori :