Cerita tersebut berkisar pada raksasa Niwatakawaca yang berencana menyerang Kahyangan.
Karena tidak dapat dilawan oleh para dewa, Dewa Indra meminta bantuan Arjuna, yang saat itu sedang bertapa.
BACA JUGA:Goa Garunggang, Goa Bersejarah dengan Panorama Air Terjun Memukau di Bogor
Meskipun bidadari-bidadari yang diturunkan untuk menggoda Arjuna, termasuk Dewi Supraba dan Dewi Pujawati, gagal dalam misi mereka, Dewa Indra tetap yakin bahwa Arjuna adalah sosok yang tepat untuk menghadapi raksasa tersebut.
Berdasarkan informasi yang ada, Profesor Bernet Kempers menduga Goa Selomangleng digunakan sejak akhir abad ke-10 Masehi, sementara arkeolog lain, seperti Enjoy Chrome, meyakini goa ini dibuat pada masa Majapahit.
BACA JUGA:Spot Wisata Alam Unik di Bengkulu Selatan, Hujan Abadi dan Aula Pelaminan di Goa Suruman
Dugaan tersebut diperkuat oleh pahatan relief yang mencerminkan ciri khas Majapahit.
Goa seperti ini umumnya digunakan oleh para resi untuk melakukan pertapaan dan menjauhkan diri dari keramaian, agar dapat mendapatkan inspirasi dari alam.
Jika kesulitan menemukan goa alami, mereka memanfaatkan goa buatan seperti Selomangleng sebagai tempat bersemedi.
Selain mulut goa, biasanya terdapat hiasan-hiasan yang bermakna dalam kehidupan spiritual.
Jika berniat mengunjungi tempat ini sebaiknya terlebih dahulu mendatangi juru kunci, tujuannya agar bisa lebih banyak menggali informasi dan yang terpenting soal kenyamanan saat berkunjung.
Karena sebagian pengunjung pernah mengatakan aura di sekitar goa ini agak berbeda. (**)