Jangan hanya kenalan di media sosial, atau sebatas tertarik karena ketampanan wajah dan kekayaan tanpa peduli baik buruk sifatnya, kita langsung menyatakan cinta dan berkomitmen ke hubungan yang lebih serius.
Ingat, pasangan hidup adalah orang yang akan menemani hari-hari kita dan sangat menentukan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tentu, untuk mendapatkan pasangan hidup yang benar-benar baik harus dimulai dengan diri sendiri dulu. Jika kita menginginkan pasangan yang saleh atau salehah,
maka kita sendiri harus menjadi pribadi yang demikian. Sebab, jodoh kita adalah cermin dari diri kita sendiri. Allah swt berfirman,
Artinya, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula),
sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).” (QS. An-Nur [24]: 26)
Contoh paling sederhana, sebagai sosok manusia yang memiliki akhlak mulia, Rasulullah saw memperoleh Siti Aisyah menjadi pasangan hidupnya.
Sudah tidak asing lagi bahwa Aisyah merupakan sosok muslimah tangguh yang banyak berkontribusi besar dalam penyebaran agama Islam fase awal dan menjadi pendamping dakwah Rasulullah yang hebat.
Kemudian, keharmonisan rumah tangga juga bisa terwujud dengan kamatangan antar kedua pasangan. Jangan sampai,
misalkan, keduanya belum cukup umur tetapi hanya karena modal cinta memilih nekat untuk melanjutkan ke pernikahan. Pernikahan di usia dini merupakan salah satu pemicu ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
Mental yang belum siap, pendidikan yang belum matang, ekonomi yang belum mencukupi, adalah hal-hal yang kerap menyebabkan kekacauan dalam pernikahan usia dini hingga berujung perceraian.
Demikianlah khutbah yang bisa khatib sampaikan. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga keharmonisan dalam rumah tangga.
Dan semoga yang belum dipertemukan jodohnya segera mendapatkan pasangan hidup yang saleh dan salehah. (**)