radarselatan.bacakoran.co - BENGKULU, Pemerintah Provinsi Bengkulu berkolaborasi dengan Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah (PW) Aisyiyah Provinsi Bengkulu dalam upaya mencegah dan menurunkan angka stunting. Pencegahan kasus stunting dilakukan demi mewujudkan generasi sehat.
Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat Aisyiyah, Warsiti, mengatakan pentingnya kolaborasi ini karena angka stunting di Bengkulu meningkat tahun ini.
BACA JUGA:KPU Kembali Gunakan Sirekap di Pilkada 2024, Jamin Lebih Baik
BACA JUGA:Saber Pungli Pelototi Tahapan Seleksi CPNS Seluma
"Sinergitas sangat penting dilakukan guna menekan angka stunting di Bengkulu," kata Warsiti, Rabu (25/9). Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, menyebutkan bahwa angka stunting di Bengkulu mencapai 20,2 persen.
Hal ini sejalan dengan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang mencatat kenaikan menjadi 5,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 4,9 persen.
BACA JUGA:Besaran APBD Seluma 2025 Capai Rp 1,003 Triliun Tapi Dana Desa Berkurang
BACA JUGA:Digaji Rp 800 Ribu, Jumlah Pelamar PTPS Belum Mencukupi Kebutuhan
Warsiti mengatakan, secara nasional, angka stunting di Indonesia juga masih tinggi, yaitu 21,6 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.
"Meski terjadi penurunan dari 24,4 persen pada 2021, upaya besar masih diperlukan untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024," ujarnya.
BACA JUGA:Kendaran Dinas Rawan Digunakan Saat Kampanye, Ini Pesan Bawaslu
BACA JUGA:6 Tersangka Pelaku Kejahatan Diringkus, Kapolres Bengkulu Selatan Sampaikan Pesan Ini
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri, mengatakan, bahwa Pemprov Bengkulu telah bekerja sama dengan instansi terkait,
termasuk Kanwil Kemenag, untuk mencegah pernikahan di bawah umur dan memastikan pemberian makanan sehat serta bergizi bagi balita di seluruh kecamatan melalui puskesmas.
BACA JUGA:Sebelum Cuti Kampanye, Bupati Bengkulu Selatan Minta Petani Manfaatkan Waktu Jeda Tanam