Belum Banyak Yang Tahu, Ikan Nila Bukan Ikan Asli Indonesia, Ini Negara Asalnya

IKAN NILA: Penampakan ikan nila yang saat ini sudah menjamur di Indonesia-istimewa-radarselatan.bacakorang.co

radarselatan.bacakoran.co - Ikan nila sudah sangat populer di Indonesia, selain sebagai santapan yang lezat, ikan ini juga sudah banyak dibudidayakan dan menjadi sumber penghasilan sebagian masyarakat Indonesia.

Namun belum banyak yang tahu, ternyata ikan nila bukan ikan asli Indonesia.

Ikan ini berasal dari Afrika Bagian Timur dan diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1969.

Setelah masuk ke Indonesia ikan yang memiliki nama ilmiahnya Oreochromis niloticus dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile tilapia ini berkembang cukup pesat.

Bukan saja di kolam dan tambak, ikan nila sudah menyebar hampir ke seluruh perairan Indonesia.

BACA JUGA:Padi Unggul Rajasa 01, Varietas Padi Unggulan Dari Pulau Sumaetra, Hasil Melimpah Dijuliki Padi 1.000 Bulir

Perkembang biakan ikan nila cukup cepat, ikan ini juga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan baru.

Hal inilah yang membuat ikan nila mampu berkembang biak dan menyebar dengan cepat ke seluruh sungai, rawa dan danau di Indonesia.

Ikan nila memiliki ukuran sedang, dengan panjang total moncong hingga ujung ekor mencapai sekitar 30 cm, kadang lebih dan kadang kurang dari itu.

Sirip punggungnya memiliki 17 duri tajam dan 11-15 jari-jari duri lunak, sementara sirip duburnya memiliki tiga duri dan 8-11 jari-jari.

BACA JUGA:Honorer Wajib Tahu, Ini Cara Baru Cek Data Honorer di BKN, Hasil Pendataan Non-ASN 2022, Ini Caranya

Tubuhnya berwarna kehitaman atau keabuan dengan pita gelap melintang atau belang, terutama pada ikan dewasa. Saat musim berkembangbiak, warna merah atau kemerahan juga dapat terlihat pada sirip-siripnya.

Secara alami, ikan nila adalah omnivora, yang artinya ikan ini memakan segala macam, mulai dari plankton hingga berbagai jenis tumbuhan air.

Karena sifatnya yang mudah berbiak, ikan nila dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.

Sejarah ikan nila mencatat bahwa ikan ini ditemukan mulai dari Sungai Nil di Afrika Utara hingga ke wilayah Afrika Timur seperti Kongo.

Ikan nila juga ditemukan di Danau Tanganyika, Nigeria, Kenya, dan sungai-sungai di Mesir.

Pemeliharaan ikan ini diyakini telah berlangsung sejak peradaban Mesir kuno.

Telur ikan nila berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2,8 mm. Seekor betina dapat menghasilkan hingga 1500 butir telur setiap kali memijah. Setelah memijah, induk betina akan mengambil telur-telur tersebut ke dalam mulutnya untuk dierami, sebuah perilaku yang disebut dengan mouth brooding.

BACA JUGA:Diduga Buli Anak Didik, Oknum Guru SD di Bengkulu Selatan Dilaporkan Orang Tua Ke Dinas Dikbud

Meskipun ikan nila mudah dipelihara dan dibiakkan, dagingnya tidak memiliki rasa istimewa sehingga harga jualnya tidak terlalu tinggi.

Namun, ikan nila masih sering dibudidayakan di berbagai negara termasuk Indonesia. Meskipun demikian, keberadaannya di alam liar dapat menjadi masalah karena kemampuannya yang adaptif dan toleransi terhadap berbagai kualitas air, sehingga dapat mengganggu ekosistem asli di tempat tersebut.

Dalam konteks budidaya, ikan nila dan mujair sering kali dihindari untuk dicampur dengan ikan lain karena sifat agresifnya.

Selain itu, salah satu kekurangan dari ikan nila sebagai bahan konsumsi adalah tingginya kandungan asam lemak omega-6 dan rendahnya kandungan asam lemak omega-3, yang kurang baik bagi kesehatan mereka yang memiliki penyakit terkait peredaran darah. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan