Harga Kopi Dunia Turun, Namun Masih Tinggi Secara Historis
Penampakan kopi lampung berbuah lebat, wajar menarik perhatian pengusaha kopi brazil-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co — Harga kopi global menunjukkan koreksi dalam beberapa hari terakhir setelah lonjakan tajam di periode sebelumnya. Namun meskipun turun, level harga saat ini masih termasuk tinggi dibandingkan tahun lalu.
Menurut data dari Trading Economics, harga kopi kontrak global (CFD) tercatat pada US$ 374,92 per pon pada 7 Oktober 2025, turun sekitar 1,72 % dari hari sebelumnya.
Dalam sebulan terakhir, harga kopi memang mengalami penurunan sekitar 5,75 %, tetapi dibandingkan satu tahun lalu, harga kopi tetap melejit lebih dari 50 %.
BACA JUGA:Suzuki Carry 2026, Legenda Truk Pikap Kembali dengan Wajah dan Teknologi Baru
Pasar kopi masih sangat dipengaruhi faktor cuaca di negara produsen utama, seperti Brasil dan Vietnam, serta kebijakan tarif impor dari negara konsumen besar.
Beberapa faktor krusial yang mempengaruhi fluktuasi harga kopi saat ini antara lain:
Peningkatan panen Brasil, Musim panen yang semakin cepat di Brasil turut menekan harga kopi Arabika karena pasokan menjadi lebih lancar.
Tarif impor dan kebijakan perdagangan, beberapa negara penerima kopi utama telah menerapkan atau mempertimbangkan tarif atas impor kopi, yang memperumit rantai pasokan dan menekan margin importir dan pengecer.
BACA JUGA:Bupati Bengkulu Selatan Sebut Penanganan ODGJ Jadi Tanggung Jawab Bersama
Cuaca ekstrem dan perubahan iklim, kondisi cuaca yang tidak menentu di wilayah produksi kopi — misalnya kelembapan, kekeringan, atau hujan berlebihan turut memengaruhi kualitas dan kuantitas panen kopi.
Kenaikan harga pada tahap pengolahan & roasting, produsen kopi di beberapa negara telah menaikkan harga jual roast & ground untuk menutup biaya biji kopi mentah yang melambung.
Contohnya, di Brasil beberapa perusahan kopi menaikkan harga hingga 10–15 %.
Bagi petani, penurunan harga kopi bisa mengurangi pendapatan mereka, terutama jika biaya produksi tetap tinggi.
BACA JUGA:Pohon Tumbang dan Longsor Hantam Wilayah Bengkulu Selatan, Dampak Hujan Cuaca Ekstrem
Namun, harga yang masih berada di atas tingkat historis bisa memberi ruang perbaikan margin dibanding tahun-tahun ketika harga sangat rendah. (**)