60 Kilogram Emas Berada Di Laut Bengkulu, Titik Koordinatnya Masih Dilacak, Ini Sejarahnya

ilustrasi harta kaurn-istimewa-radarselatan.bacakorang.co
RadarSelatan.bacakoran.co - Kabar liar tentang keberadaan 60 kilogram emas di laut Bengkulu berkembang dikalangan para pemburu harta karun.
Para kalangan pemburu barang antik emas mempercayai kabar ini, bahkan ada yang sudah bergerak untuk mencari titi koordinat emas 60 kilogram itu berada.
Kabar liar ini lahir dari sejarah tenggelamnya kapal Flor de la Mar, merupakan kapal besar berasal dari Erova membawa 60 ton emas hasil rampokan yang tenggelam di perairan laut Aceh.
BACA JUGA:5 Cara Sederhana Membuktikan Emas Antam Asli, Mudah Dan Terbukti Tepat
Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1502. Kapal Flor de la Mar berasal di Lisboa, Portugis.
Kapal ini memiliki spesifikasi berbobot 400 ton dengan panjang 36 meter. Kapal itu bisa mengangkut 500 pelaut dan 50 senjata.
Kapal Flor de la Mar dinobatkan sebagai kapal terbesar di Eropa kala itu. Status demikian membuat Flor de la Mar menjadi kapal utama dalam rangkaian eksplorasi lautan Portugis.
Para pemburu harta karun sudah berupaya melakukan pencarian harta karun itu di laut Aceh, namun tidak ketemu.
BACA JUGA:2 Kecamatan di Bengkulu Ini Tak Bisa Dianggap Remeh, Cadangan Emasnya Melimpah, Total Mencapai Puluhan Ton
Sehingga muncul spekulasi jika harta karun 60 kilogram emas itu sudah bergeser ke laut Bengkulu akibat terbawa arus.
Namun hingga kini belum ada titik koordinas pasti yang menyebutkan lokasi keberadaan harta karun tersebut.
Dari sejarah jelas tercatat pelayaran perdana kapal tersebut adalah ke India untuk menemukan rempah-rempah dan menaklukkan wilayah di sana.
Nakhodanya adalah Estevao da Gama, sepupu dari pelaut legendaris, Vasco da Gama.
BACA JUGA:Wacana Pembentukan Kabupaten Baru Di Bengkulu, Jika Terwujud Kabupaten Seluma Pecah Jadi Dua
Selama berlayar, Flor de la Mar pernah rusak di Mozambik. Namun, masalah itu bukanlah hal besar karena kapal kembali berlayar ke India.
Kesuksesan ini membuat kapal tersebut diikutsertakan lagi untuk menaklukkan Malaka.
Saat itu Malaka dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah, sebelum akhirnya diketahui bahwa rempah-rempah di sana berasal dari Maluku.
Pada 1511, Flor de la Mar sampai juga di Malaka. Di sana, kapal bertugas mengangkut harta-harta yang disita Portugis.
Kala itu, armada Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque melakukan penyerangan terhadap Sultan Mahmud dari Kesultanan Malaka.
BACA JUGA:Tersangka Korupsi Dana BOK Puskesmas Palak Bengkerung Resmi Ditahan
Penyerangan tersebut dibarengi oleh perampasan paksa harta milik Sultan Mahmud.
Harta-harta tersebut kemudian diangkut Flor de la Mar. Tercatat kapal itu mengangkut 60 ton emas.
Dalam perjalanan dari Malaka ke India, kapal Flor de la Mar dikawal oleh kapal-kapal pengiring yang kecil untuk mencegah kedatangan bajak laut.
Namun dalam pelayaran badai dan ombak datang tak berhenti. Kapal Flor de la Mar menghantam karang dan tenggelam.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Anggarkanan Rp 30 Miliar Tuk Beli Pesawat ke Enggano
Kapal dilaporkan menghantam terumbu karang di perairan Pedir, daerah Pidie, Aceh Barat.
Ketika badai terjadi tak ada satupun orang yang menyelamatkan 60 ton emas itu. Semua bergegas menyelamatkan diri, begitu juga pimpinan pelayaran, Alfonso de Albuquerque.
Mengingat sifat emas yang tahan air, besar kemungkinan harta karun itu masih ada sampai sekarang setelah ratusan tahun lamanya.
Sehingga tidak menutup kemungkinan kabar tentang keberadaan harta karun 60 kilogram emas itu berada di laut Bengkulu, benar. (**)