Padi Inpari 32 Promeo: Kelebihan, Kekurangan dan Cara Menanam
Penampakan tanaman padi Inpari Promeo-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co - Padi Inpari 32 Promeo merupakan salah satu padi unggul yang banyak ditanam petani di Indonesia.
Padi ini dikenal memiliki banyak keunggulan walaupun tetap ada kelemahannya.
Padi ini memiliki umur tanamnya sekitar 115 hari setelah sebar, tinggi tanaman 97 cm, bentuk tegak, batang dan daun berwarna hijau tua, daun bendera tegak dan berada di atas malai.
Potensi anakan produktifnya bisa mencapai 30–40 batang per rumpun, tahan rebah, dan menghasilkan 200–300 bulir gabah per malai.
BACA JUGA:Padi SR P08 UG, Padi Galur Umur Genjah dengan Hasil Melimpah
Bentuk bulirnya panjang dan gemuk, warna gabah kuning bersih, dan nasinya pulen. Potensi hasilnya bisa mencapai 12 ton/ha GKP.
Selain itu, varietas ini tahan terhadap penyakit hawar daun dan bakteri.
Padi ini memiliki kelebihan mudah dalam perawatan dan adaptif terhadap lingkungan. Saat air tidak bisa disurutkan dan kondisi tanah tidak rata. Tanaman tetap tumbuh baik tanpa tanda-tanda kerdil.
Selama masa tanam hingga mendekati panen, hampir tidak ditemukan penyakit seperti blas, hawar daun, atau jamur. Daunnya tetap hijau hingga fase generatif.
BACA JUGA:Kelebihan Padi Galur Sedayu Hingga Banyak Ditanam Petani
Rata-rata menghasilkan 25–30 anakan produktif per rumpun, bahkan di lahan tergenang air sekalipun.
Malainya panjang, padat, dan berat. Bobotnya terasa jelas saat dipegang, lebih berat dibandingkan dengan Inpari 32 biasa.
Selain kelebihannya, padi ini juga memiliki kelemahan diantaranya rawan diserang burung karena malai yang keluar berada di atas daun, sehingga padi ini rawan serangan burung pipit.
Meskipun lebih kuat dibandingkan Inpari 32 biasa, namun tetap ada bagian tanaman yang roboh menjelang panen, terutama di musim penghujan.
BACA JUGA:Wajar Jadi Buruan Petani, Ternyata Ini Kelebihan dan Kekurangan Padi AGT 33
Bagian bawah batang mengering akibat serangan hawar daun pelepah, yang jika tidak ditangani bisa mengurangi jumlah anakan produktif. Awalnya ada 40 anakan, tapi hanya 25–30 yang mengeluarkan malai.
Padi ini lebih cocok ditanam di Musim Tanam Kedua (MT2) atau musim kemarau. Jika tetap ingin tanam di MT1, pastikan proteksi maksimal dengan fungisida dan bakterisida, terutama berbahan aktif tembaga (seperti Nordox atau Kuproksat).
BACA JUGA:6 Langkah Penting Yang Harus Dilakukan Petani Agar Anakan Produktif Tanaman Padi Tumbuh Maksimal
Kurangi penggunaan pupuk urea di musim hujan karena unsur nitrogen bisa tercukupi dari air hujan. Fokus pada fosfat dan kalium, serta cukup lakukan pemupukan dua kali: di usia 10 dan 30 HST.
Periksa bagian bawah tanaman, jangan hanya fokus pada kondisi daun atas. Kesehatan batang bawah sangat penting untuk mencegah rebah. (**)