Perhatian Penting Bagi Petani Padi, Perhatikan Waktu Pemupukan, Jika Salah Bisa Gagal Panen
Pemupukan padi yang tepat-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co - Hampir setiap petani padi di Indonesia mengetahui kalau tanaman padi harus dipupuk agar tumbuh subur dan bisa memberikan hasil maksimal.
Namun tidak semua petani mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan pupuk. Padahal waktu pemberian pupuk ini sangat berpengaruh, jika waktu pemupukan salah, bisa menyebabkan hasil panen turun bahkan gagal panen.
Waktu pemupukan tanaman padi yang tidak tepat bisa menyebabkan bulir padi menjadi hampa atau tidak berisi, bulir gugur, berwarna putih atau menghitam.
Tanaman menguning, kerdil, layu dan terserang jamur, bahkan mengering dan mati.
BACA JUGA:Petani Harus Tahu, Saat Musim Hujan Penggunaan Pupuk urea Pada Tanaman Padi Harus Dikurangi, Ini Alasannya
Mulai dari persemaian hingga panen, tanaman padi memerlukan unsur hara yang mencukupi di setiap fase pertumbuhannya.
Sayangnya, kondisi tanah saat ini semakin miskin unsur hara akibat pemakaian berulang dan intensif.
Oleh karena itu, petani perlu menambahkan unsur hara dari luar — bisa dari pupuk organik maupun kimia.
Namun, meskipun pupuk sangat penting, ada waktu-waktu tertentu di mana pemupukan justru berdampak buruk jika dilakukan.
Ini 6 waktu yang harus dihindari petani untuk melakukan pemupukan tanaman padi:
BACA JUGA:Perlakuan Khusus Tanaman Padi Pada Fase Bunting Agar Mendapat Hasil maksimal
1. Saat Cuaca Terik (Pukul 10.00–15.00)
Banyak petani memupuk saat senggang, biasanya di tengah hari. Padahal, suhu panas dapat menyebabkan unsur hara pupuk menguap, terutama nitrogen yang mudah menghilang dalam bentuk gas.
Pupuk yang ditaburkan saat matahari terik hanya sedikit yang terserap tanah. Sebagian besar hilang oleh panas.
Waktu terbaik pagi hari: pukul 06.00–10.00 WIB dan sore hari pukul 15.00–17.00 WIB.
2. Saat Tanaman Menunjukkan Gejala Asam-asaman
Jika daun padi mulai menguning, bisa jadi tanah terlalu asam (pH di bawah 6). Dalam kondisi ini, unsur hara sulit diserap dan beberapa unsur seperti aluminium atau besi malah jadi racun.
Memberikan pupuk (terutama urea) pada tanah masam justru memperburuk kondisi, menyebabkan pH tanah makin rendah dan akar rusak.
Akhirnya, tanaman menguning dan mati.
BACA JUGA:5 Jenis Pupuk Daun Terbaik Untuk Tanaman Padi Sawah
3. Saat Tanaman Terserang Jamur dan Bakteri
Gejala seperti bercak kuning di daun atau bercak dari pinggir ke tengah adalah tanda-tanda penyakit seperti blas atau hawar daun bakteri.
Jangan semprot pupuk daun saat tanaman terserang penyakit ini. Penyemprotan justru menyebarkan spora jamur atau bakteri ke seluruh lahan.
Solusinya atasi dulu dengan fungisida atau bakterisida. Setelah itu, baru berikan nutrisi pemulih seperti asam amino.
4. Saat Tunas Muda Muncul atau Bunga Mulai Mekar
Tunas muda sangat rentan. Pemupukan berlebihan saat fase ini bisa menyebabkan tunas layu dan mati. Demikian pula saat bunga mulai mekar, pupuk (terutama yang tinggi nitrogen) bisa menyebabkan kerontokan bunga dan gagal panen.
Boleh memupuk, tapi jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
BACA JUGA:Cara Menanam Padi Organik Agar Mendapatkan Untung Banyak
5. Pada Malam Hari
Memang, malam hari mengurangi risiko penguapan. Tapi kelembapan tinggi di malam hari menyebabkan air menempel di daun semalaman. Ini memicu pertumbuhan jamur dan penyakit.
Kalau tetap ingin memupuk malam hari, pastikan daun tidak terlalu basah, tidak ada genangan air, penyebaran pupuk benar-benar merata.
6. Saat Cuaca Mendung atau Menjelang Hujan
Memupuk saat mendung atau sebelum hujan besar sangat berisiko. Pupuk yang baru disebar akan terbawa air hujan, hanyut ke saluran irigasi atau tercuci tanpa sempat diserap tanaman.
Hasilnya pupuk terbuang sia-sia, tanaman tak mendapatkan nutrisi, dan Anda menanggung kerugian. (**)