Dampak Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai Makin Parah, Ekspor Bengkulu Turun 26 persen Lebih
Penampakan alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu yang mengalami pendangkalan yang menimbulkan dampak buruk pada perekonomian-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co, BENGKULU - Dampak pendangkalan dan penyempitan alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu terhadap perekonomian Bengkulu makin parah.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Bengkulu, nilai ekspor Bengkulu bulan Februari 2025 hanya US$14,15 juta.
Sementara bulan januari 2025 nilai ekspor bengkulu US$19,19 juta, terjadi penurunan sebesar 26,28 persen.
Komoditas yang diekspor Provinsi Bengkulu di bulan Februari tahun 2025 adalah batubara, karet, lintah, serangga, gaharu, batu kerikil alam, dan paket pos lainnya.
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Temui Pelindo Pusat, Minta Keseriusan Pengerukan Alur Pulau Baai
Batubara sebesar US$13,51 juta (95,46 persen), karet sebesar US$0,63 juta (4,45 persen), lintah sebesar US$2,69 ribu (0,02 persen) dan komoditas lainnya sebesar US$0,01 juta (0,07 persen).
Jika dibandingkan dengan nilai ekspor kumulatif per Februari tahun sebelumnya, nilai ekspor Batubara per Februari tahun 2025 turun sebesar 9,93 persen, di mana nilai kumulatif ekspor Batu Bara pada Februari 2024 sebesar US$33,88 juta.
"Jika dibandingkan dengan ekspor pada bulan Januari 2025, ekspor yang melalui Pelabuhan Pulau Baai mengalami penurunan sebesar 20,59 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal, Minggu (13/4).
Komoditas yang mengalami penurunan ekspor signifikan adalah karet, penurunan sebesar 19,41 persen dengan nilai ekspor kumulatif di bulan Februari 2024 sebesar US$1,98 juta.
BACA JUGA:Pendangkaalan Alur Pelabuahn Pulau Baai Bengkulu Mulai Menyerang Ekonomi Masyarakat
Ekspor Provinsi Bengkulu pada bulan Februari 2025 yang menuju negara ASEAN tercatat sebesar US$10,54 juta (74,51 persen), dan negara lainnya tercatat sebesar US$3,61 juta (25,49 persen).
Sementara itu negara tujuan utama ekspor terbesar Provinsi Bengkulu pada bulan Februari 2025 yaitu Kamboja sebesar US$3,67 juta (25,93 persen), Thailand sebesar US$3,17 juta (22,43 persen), Vietnam sebesar US$3,15 juta (22,28 persen), India sebesar US$2,97 juta (20,96 persen), Malaysia sebesar US$0,55 juta (3,87 persen).
BACA JUGA:Alat Berat Yang Mengeruk Alur Pulau Baai Akan Ditambah
Kemudian Jepang US$0,44 juta (3,08 persen), Afrika Selatan sebesar US$0,19 juta (1,38 persen), Taiwan sebesar US$0,01 juta (0,05 persen).
Selain penurunan nilai ekspor, pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai Bengkulu juga berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
Pendistribusian Bahan bakar Minyak (BBM) ke sejumlah SPBU di wilayah Bengkulu berkurang. Terutama di wilayah Kabupaten Kaur.
Walaupun kuota BBM tidak berubah, tetapi sistem penyaluran yang menyulitkan membuat pasokan menjadi berkurang. Terutama BBM jenis pertalite, biasanya pasokan BBM ke 3 SPBU di Kaur setiap hari 16 ton, saat ini BBM dikirim hanya 8 ton setiap hari.
BACA JUGA:Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Baai Dimulai April
Dampak terparah dirasakan oleh masyarakat Pulau Enggano. Perekonomian warga pulau terluar di Provinsi Bengkulu ini menjadi lumpuh.
Transportasi barang dan orang dari Pulau Baai menuju pulau Enggano dan sebaliknya belum bisa dilakukan secara normal.
Kapal yang biasa mengangkut barang dan penumpang tidak bisa merapat. Banyak hasil bumi masyarakat Pulau Enggano tidak bisa diangkut keluar pulau.
Begitu juga dengan bahan logistik yang dibutuhkan oleh masyarakat, pasokannya terhambat.
Sementara pengerukan alur pelabuhan terus dilakukan, namun pengerjaan terkesan lamban sehingga belum bisa diprediksi kapan keluar masuk kapal ke pelabuhan akan normal kembali. (**)