Harga TBS Babak Belur, Pengepul Ingatkan Petani Panen Buah Matang

ANTRE: Kendaraan pengangkut TBS ngantre di PT SBS Desa Nanjungan Pino Raya, Jumat (11/4/2025) pagi-Rezan-radarselatan.bacakoran.co

Akibatnya, antre kendaraan pengantar TBS menjadi panjang dan para pengepul juga mengeluhkan hal itu karena perputaran jual beli TBS menjadi lamban.

“Kalau kami sifatnya membeli TBS mengikuti harga pasar CPO dunia, kami menetapkan harga itu sesuai standar perusahaan. Kalau CPO mahal tentu beli TBSnya ikutan mahal,” ujar Kepala TU PT. SBS, Softjan Tjiawi.

BACA JUGA:Pelajar Tenggelam Di Kaur Akhirnya Ditemukan Meninggal

Lanjut Softjan, memang betul pihaknya memperketat pembelian TBS. Hal ini dilakukan agar CPO yang dihasilkan lebih maksimal dan dapat bersaing dengan CPO luar negeri. Kalau pabrik memaksakan mengelola TBS mengkal, maka kadar minyak dalam CPO akan berkurang, alhasil itu akan menjadi sorotan pihak impor CPO dari Indonesia.

“Sekarang kan mainnya pasar global, jadi tak bisa kita asal produksi ya. Kita itu maunya produk dari kita maksimal dan jadi perhitungan,” pungkas Softjan. 

Pabrik CPO di Seluma Batasi Pembelian TBS 

Sementara itu, pabrik pengolahan kelapa sawit atau pabrik crude palm oil (CPO) di Kabupaten Seluma  membatasi pembelian tandan buah segar  (TBS) sawit.

Pembatasan pembelian TBS sawit ini disebabkan beberapa faktor. Diantaranya dampak pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, kebijakan tarif ekspor 32 persen yang ditetapkan pemerintah Amerika Serikat untuk Indonesia, serta penuhnya tangki penampungan CPO di pabrik.

Kepala Desa Tebat Sibun, Talo Kecil yang juga pengepul TBS, Wekadin Saputra mengatakan, sejak beberapa hari ini pabrik CPO di Seluma membatasi penerimaan TBS per supplier dalam sehari hanya 400 ton.   

"Sehari mereka hanya membeli 400 ton TBS. Informasi terbaru yang kami dengan PT Agri Andalas lebih parah lagi membatasi pembelian hanya 100 ton perhari," ujar Wekadin. 

Sementara itu, TBS hasil perkebunan masyarakat saat ini justru meningkat. Sehingga kebijakan pembatasan pembelian TBS ini berdampak kepada petani, karena para pengepul juga membatasi pembelian. 

BACA JUGA:Pencairan DD Tahap I di Bengkulu Selatan Tuntas, Totalnya Mencapai Rp 40 Miliar

"Pembelian dari petani juga kami batasi. Saat ini sawit di tingkat pengepul menumpuk, belum bisa dijual ke pabrik karena adanya pembatasan," ujarnya. Karena adanya pembatasan pembelian ini, harga TBS juga turun signifikan pasca libur idul fitri.

Sebelumnya harga TBS sawit Rp 2.400 perkilogram, kini kisaran Rp 2000 perkilogram dan ada yang sudah Rp 1.900 perkilogram. 

"Harga sawit sudah berapa kali turun, sekali turun 100 rupiah. Kalau di total mungkin sudah Rp 500 rupiah turunnya," keluhnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan