5 Jenis Padi Lokal Unggul, Bobot Berat, Tahan Hama dan Penyakit, Inpari 32 Kalah

Padi lokal baru yang mengalahkan Inpari 32-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co - varietas padi Inpari 32 memang sudah dikenal luas oleh petani Indonesia karena keunggulannya.

Namun jangan salah belakangan ini ada 5 jenis padi lokal yang disebut sebut sudah mengalahkan Inpari 32.

Padi ini memiliki bobot beras yang berat, potensi hasil besar dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Sayangnya belum seluruh petani di indonesia mengenal padi ini, baru petani di pulau Jawa saja yang sudah dominan mengenal dan mengembangkan padi ini.

BACA JUGA:5 Jenis Padi Anakan Banyak, Hasil Melimpah, Perawatan Mudah

Berikut daftar 5 padi lokal unggul yang disebut sebut mengalahkan Inpari 32:

1. Padi Cibesi

Padi ini terkenal karena ketahanannya terhadap serangan hama penggerek batang, wereng batang coklat dan blas.

Padi ini memiliki umur panen 85 - 90 hari setelah tanam, jumlah anakan setiap rumpunnya kisaran 20 - 30 batang.

Panjang malai 25 - 30 cm dengan bobot bulir 30,5 gram.

Padi ini mampu menghasilkan gabah rata rata 9,5 ton perhektar.

BACA JUGA:3 Padi Unggul Yang Berjaya Tahun 2024, Bagaimana Nasibnya Sekarang?

2. Padi Ngaos Mawar

Padi ini terkenal karena ketahanannya terhadap serangan wereng batang coklat, tahan serangan hawar daun.

Padi ini memiliki batang besar dan kokoh sehingga tidak mudah rebah.

Gabahnya panjang dan besar sehingga bobotnya lebih berat dari bobot gabah inpari 32.

Padi ini memiliki umur panen 95 - 100 hari setelah tanam, tinggi batang 83 cm.

Padi ini memiliki malai tergolong panjang, setiap malai mampu menghasilkan 300 bulir dengan bobot 1000 bulir 34 gram.

Padi ini memiliki anakan produktif 23 - 30 batang setiap rumpun dan mampu menghasilkan rata rata 8 - 9 ton per hektar.

BACA JUGA:Petani Wajib Paham, Ternyata Ini Perbedaan Padi Hibrida dan Padi Inbrida, Mana yang Lebih Unggul?

3. Padi pada Herang 2

Padi ini terkenal karena kebandelannya, mampu tumbuh subur di lahan asam, lahan kering ataupun lahan yang dipenuhi genangan air.

Padi ini menghasilkan gabah besar dan panjang serta rasa nasi pulen.

Menariknya lagi, tanaman padi ini snagat mudah perawatannya.

Padi ini bisa dipanen setelah berumur 95 - 100 hari setelah tanam, tinggi batang sekitar 100 cm.

Anakan produktif cukup banyak antara 30 - 40 batang setiap rumpun, malainya cukup panjang. Setiap malai bisa menghasilkan 400 bulir.

Bobot bulirnya cukup berat, setiap 1000 bulir bobotnya 33 gram. hasil rata rata per hektar 12 ton.

BACA JUGA:5 Padi Unggul Hasil Melimpah, Solusi Petani Agar Tidak Merugi, Ini Daftarnya

4. Padi Cibatu 06

Padi ini tahan terhadap cuaca lembab, memiliki daun bendera tegak membuat padi ini tidak disukai oleh hama burung pipit.

Warna gabah kuning bersih dengan panjang malai mencapai 40 cm.

Padi ini bisa panen setelah berumur 95 - 100 hari setelah tanam, tinggi tanaman sekitar 120 cm dengan anakan produktif 25 - 30 batang setiap rumpunnya.

Setiap malai bisa menghasilkan 200 - 300 bulir, hasil rata rata 9 - 12 ton per hektar.

BACA JUGA:6 Jenis Benih Padi Lokal yang Lebih Unggul dari Padi Hibrida, Malai Panjang dan Bulir Lebat

5. Padi Cikawasen

Padi ini termasuk jenis tahan rebah, mudah beradaptasi di lahan rawah maupun lahan kering.

Padi ini memiliki batang kokoh dan produktivitas tinggi.

Padi ini bisa doipanen setelah berumur 95 hari setelah tanam, hasil rata rata 10 ton perhektar. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan