Ternak Banyak Terserang Penyakit, Penjual Daging Dadakan Bermunculan

PEDAGANG DAGING: Banyak bermunculan pedagang daging dadakan-Julianto-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Belakangan harga jual daging turun drastis di Bengkulu Selatan. Bahkan harga jual daging sangat merosot dibandingkan biasanya.
Hal tersebut lantaran banyak hewan ternak yang terserang penyakit. Itu membuat peternak memilih memotong dan menjual daging ternak mereka secara langsung.
Jika kondisi normal harga daging kerbau Rp180 ribu per kilogram dan sapi Rp145 ribu per kilogram. Saat ini harga kedua daging tersebut tidak lebih dari Rp100 ribu bahkan ada yang lebih murah lagi.
BACA JUGA:Wisata Alam Pangotrra, Puncak Tertinggi Di Toraja yang Memukau
BACA JUGA:Lima Cara Melacak Keberadaan HP Hilang, Jangan Mudah Panik
Menariknya lagi, para pedagang daging tak hanya fokus jualan di pasar. Melainkan banyak pedagang daging baru yang bermunculan di jejaring media social facebook dengan menawarkan daging murah dan diantar langsung ke rumah atau sistem COD.
Atas penurunan harga daging, tak sedikit pula masyarakat mengaitkannya dengan kejadian penyakit mematikan pada hewan ternak.
BACA JUGA:Bakal Mengguncang Pasar, Infinix Note 50 Hadir dengan Teknologi DeepSeek
BACA JUGA:Honda Rilis Motor Touring Baru: Mesin 185 cc, Harga Rp 31 Jutaan
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bengkulu Selatan Sakimin, S.Pt meminta masyarakat agar berhati-hati.
Dia menyarankan masyarakat agar jangan langsung tergiur dengan harga daging murah. Masyarakat harus cerdas mengetahui asal-usul daging tersebut supaya aman dan sehat dikonsumsi.
“Tidak ada yang melarang masyarakat mau jual daging ternak. Tapi saran kami kualitas daging harus tetap diperhatikan. Jangan asal jual daging, karena itu menyangkut umat banyak,” jelasnya,Jumat (21/2/2025).
BACA JUGA:Tarif BPJS Kesehatan Tahun 2026 Akan Disesuaikan, Naik? Ini Penjelasan Menkes
BACA JUGA:Risiko Konsumsi Tahu bagi Penderita Alergi dan Hal yang Perlu Diperhatikan
Masih kata Sakimin, sekalipun ternak terserang virus, atau katanlah penyaikit SE. Maka dia menyebutkan tidak ada masalah jika masyarakat ingin membeli daging ternak tersebut.
Sebab daging hewan ternak yang terpapar SE tetap aman dikonsumsi selagi masih melewati proses penyembelihan yang normal.
Hanya saja, Sakimin menyarankan warga agar tidak mengonsumsi bagian jeroan ternak yang terpapar SE.
BACA JUGA:Seleksi Administrasi PPPK Tahap 2: Munculnya Jabatan Tampungan, BKN Beri Penjelasan
BACA JUGA:Tenang, Cek Fisik Meski Motor Bisa di Luar Kota
“Tidak bisa dipungkiri juga bahwa banyak peternak yang memotong ternak mereka setelah terindikasi penyakit SE. Apakah itu boleh dijual dagingnya ? tentu boleh dan aman dikonsumsi. Tapi tetap harus lihat kebersihan, jangan sampai menyembelih hewan yang sudah mati,” katanya.
Lanjut Sakimin, peternak yang menyembelih hewan yang sakit SE sebetulnya untuk meminimalisir jumlah kerugian.
Selain itu, hewan yang disembelih tentu tidak akan bisa dikonsumsi sendiri karena jumlahnya sangat banyak. Oleh karena itu, jika ada peternak yang menjualnya ke masyarakat, tentu hal itu akan dimaklumi.
BACA JUGA:Hukum Puasa Ramadhan: Syarat, Kewajiban, dan Keringanan