Bukti Sejarah Masyarakat Kadykchan Pernah Makmur, Kini Menjadi Kota Mati yang Membeku, Penguni Pindah

Penampakan Kota Mati di Seberia-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Dahulu di Seberia ada sebuah kota yang makmur, namanya Kota Kadykchan. Kota ini memberikan kehidupan berkecukupan kepada penduduknya karena di daerah ini merupakan pusat pertambangan.

Terbukti bangunan inprastruktur kokoh dan megah banyak berdiri di daerah yang terletak di Rusia Timur tersebut.

Kini daerah itu dikenal sebagai kota mati yang sering diselimuti salju beku.

Kadykchan mulai dikenal karena infrastrukturnya yang terbengkalai, dan keadaan iklimnya yang ekstrem, terutama saat musim dingin yang panjang, menjadikan kota ini tampak beku dan terlupakan.

BACA JUGA:Kota Unik di Vetnam, Dikelilingi Lembah dan Pegunungan, Mengalami 4 Musim dalam Sehari, Kota Sa Pa Namanya

Kota ini berjarak sekitar 1.300 km dari Yakutsk, kota yang dikenal sebagai tempat terdingin di dunia, dan 100 km dari Susuman, kota terdekat lainnya. Keberadaan Kadykchan yang terpencil dan terisolasi menjadikannya sulit dijangkau.

Sejarah Kadykchan bermula pada tahun 1930-an, ketika era Perang Dunia II, saat para narapidana gulag dipaksa untuk membangun tambang batu bara di daerah ini.

Potensi alam Kadykchan, yang kaya akan batu bara, tembaga, berlian, emas, kobalt, uranium, dan perak, menjadikan kota ini penting dalam pengembangan tambang Rusia.

BACA JUGA:Fakta Menarik Gunung Jayawijaya: Surga Tertinggi dengan Salju Abadi di Garis Khatulistiwa

Meskipun berada jauh dari kota besar, Kadykchan memiliki fasilitas perumahan untuk pekerja tambang.

Namun, pada tahun 1966, terjadi kekacauan di kota ini, yang memuncak dengan ledakan tambang dahsyat.

Kejadian tersebut menyebabkan banyak penduduk mulai meninggalkan kota. Selain itu, saat Uni Soviet mulai runtuh, kehidupan sosial dan ekonomi di Kadykchan ikut terpengaruh.

Pekerja tambang dipaksa bekerja selama 12 jam sehari tanpa istirahat, yang berujung pada angka kematian yang tinggi.

BACA JUGA:Daya Tarik Pulau Sabu di Nusa Tenggara Timur, Ada Bukit Salju dan Budaya Masyarakat Yang Unik

Cuaca ekstrem dan kondisi buruk akhirnya membuat seluruh penduduk meninggalkan kota ini begitu saja, tanpa membawa apa-apa.

Kini, Kadykchan menjadi kota hantu tanpa penghuni. Kepergian penduduknya masih menyisakan misteri, meski banyak yang meyakini bahwa mereka meninggalkan kota setelah mendengar kabar tentang keruntuhan Uni Soviet, berharap untuk mencari kehidupan yang lebih layak.

Beberapa bangunan telah dihancurkan oleh pemerintah Rusia, sementara sisanya dibiarkan terbengkalai, meninggalkan kota yang dulunya hidup kini menjadi tempat sunyi yang dilupakan.

Kadykchan kini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan atmosfer mistis di tengah reruntuhan bangunan tua.

BACA JUGA:10 Suku Penghasil Wanita Paling Cantik di Dunia, Salah Satunya Ada Di Indonesia

Namun, terbatasnya akses membuat pengunjung harus berjalan kaki untuk menjelajahi kota yang penuh dengan pemandangan apokaliptik, seperti apartemen yang hancur, restoran yang rusak, dan bioskop yang usang.

Sisa-sisa tambang yang besar dan maju pada masanya tetap ada, meski kini telah lama ditinggalkan.

Sejarah kejayaan Kadykchan kini menjadi kenangan yang mengingatkan kita bahwa tak ada yang abadi.

Kota yang dulunya dipenuhi ribuan orang kini berubah menjadi tempat sunyi yang sepi dari kehidupan.

Sebuah pelajaran bahwa waktu akan terus berjalan, dan segala sesuatu bisa berubah dalam sekejap. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan