Hasil Panen Sawit Masih Merosot, Harga TBS Kembali Membaik

PANEN : Petani panen Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit-Rezan-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - MESKI musim panas sudah berlalu, namun hasil panen kelapa sawit di Bengkulu Selatan masih ngetrek. Bahkan, penurunan hasil panen mencapai 30 persen dari kondisi normal.
Kondisi ini menjadi keluhan bagi patani, apalagi ini merpakan musim trek terpanjang setelah sebelumnya kelapa sawit tidak berbuah akibat musim kemarau.
BACA JUGA:Bapenda Seluma Optimis Bisa Melampaui Target Capaian PBB
“Biasanya hasil panen tiga hektar itu tidak kurang dua ton. Sekarang tinggal 1,2 ton saja maksimalnya, atau merosot hingga 30 persen.
Ini sangat memprihatinkan, karena penghasilan petani turun drastis. Kami sebenarnya berharap hasil membaik setelah turun hujan, namun faktanya belum juga,” ujar Irianjoni (48) petani sawit Desa Tungal 1 Kecamatan Pino Raya.
Selain minim buah, kondisi pohon kelapa sawit masyarakat pasca musim kemarau pada Juli sampai September lalu nampak kurus dan warna daunnya kekuningan.
Meski telah dipupuk hasilnya juga tidak maksimal lantaran kadar air minim. Petani tidak bisa berbuat banyak atas kondisi tersebut.
BACA JUGA:KPU Seluma Masih Menunggu Surat Dari MK
“Kami perhatikan saat ini bunga untuk membentuk buah itu sangat minim. Bahkan banyak pohon sawit yang tidak ada lagi buahnya sama sekali. Kami rasa, butuh waktu lama agar kondisi ini normal,” terang Joni sapaan akrab Irianjoni.
Sementara itu, Susanto (49) petani lainnya, mengatakan, walaupun hasil panen turun tetapi petani terbantu dengan harga yang terus membaik.
Petani menjual TBS kelapa sawit kepada pengepul Rp2.560 perkilogram, sedangkan harga berondolan Rp2.800 per kilogram.
BACA JUGA:KPK Perpanjang Masa Penahanan Gubernur Bengkulu Non Aktif
“Alhamdulillah meski hasil panen masih minim, tapi harga jual TBS sawit sudah normal. Artinya petani masih terbantu,” katanya.
Jika TBS dijual langsung ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) harga lebih tinggi lagi. Namun kebanyakan petani kelapa sawit di Bengkulu Selatan tidak memiliki alat angkut.