3 Jenis Padi Unggul yang Banyak Dicari Petani, Hasil Banyak, Tahan Penyakit
Jenis Padi unggul yang banyak dicari petani saat ini-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Pengetahuan petani terhadap kualitas benih unggul belakangan ini terus meningkat.
Para petani padi di Indonesia sudah mulai memahami pentingnya memilih benih berkualitas dalam untuk mendapatkan hasil maksimal.
Belakangan ini ada 3 jenis benih padi unggul yang paling diburu oleh petani. benih ini digemari petani lantaran potensi produksinya yang tinggi serta tahan terhadap serangan penyakit.
BACA JUGA:9 Benih Padi Paling Unggul Di Indonesia, Tahan Penyakit, Hasil Melimpah dan Perawatan Mudah
Berikut 3 jenis padi unggul yang banyak diburu petani:
1. Padi Cibatu 06
Padi Cibatu 06 menjadi salah satu jenis padi yang sedang viral di kalangan petani karena hasilnya yang tinggi dan perawatannya yang mudah.
Padi ini berasal dari Indramayu dan dikenal dengan bulirnya yang besar-besar, mirip batu.
Ciri khas dari padi Cibatu 06 ini adalah tanaman yang tegak, dengan tinggi mencapai 120 cm. Daun benderanya berdiri tegak ke atas, memungkinkan tanaman mendapatkan cahaya matahari dengan optimal.
Pada setiap malai, padi Cibatu 06 dapat menghasilkan sekitar 200 hingga 300 butir bulir, dengan warna gabah yang kuning bersih dan beras yang bening serta pulen.
Padi ini memiliki masa tanam sekitar 95 hingga 100 hari dan dapat menghasilkan hingga 9 hingga 12 ton per hektar, tergantung pada perawatan.
Banyak petani yang menyukai padi ini karena kenaikan produktivitas yang signifikan dibandingkan varietas padi lainnya yang mereka tanam sebelumnya.
BACA JUGA:14 Jenis Padi Ungul Dengan Produksi Tinggi, Benihnya Selalu Diburu Petani
2. Padi AGT 303
Padi AGT 303 berasal dari Aceh dan memiliki karakteristik yang menarik bagi petani.
Dengan umur panen sekitar 85 hingga 90 hari setelah tanam, padi ini memiliki tinggi tanaman sekitar 100 cm. Daunnya juga tegak dan tidak mudah tumbang.
Padi AGT 303 memiliki potensi hasil yang sebanding dengan padi Ciherang, dengan jumlah bulir per malai yang mencapai 300 hingga 500 butir. Padi ini dapat menghasilkan antara 8 hingga 12 ton per hektar.
Namun, perlu diperhatikan bahwa padi AGT 303 ini cenderung boros pupuk, terutama pada fase vegetatif dan generatif.
Oleh karena itu, petani perlu memberikan pupuk yang optimal agar anakan dan pengisian bulir bisa maksimal.
Padi AGT 303 memiliki jumlah anakan sekitar 15 hingga 30 anakan per rumpun. Banyak petani yang sudah mencobanya dan puas dengan hasilnya karena perawatannya yang mudah dan hasil yang melimpah.
BACA JUGA:Jangan Salah Pilih, Ini Benih Padi Paling Cocok di Lahan Rawa, Produktivitas Tinggi, Umur Relatif Pendek
3. Padi PMJ 01
Padi PMJ 01 adalah varietas baru yang berasal dari Lamongan. Nama PMJ diambil dari singkatan Padi Malai Jumbo, yang menggambarkan ukuran malai padi yang panjang dan bulirnya yang padat.
Padi ini memiliki masa tanam yang relatif cepat, yaitu 80 hingga 85 hari setelah tanam, dengan tinggi tanaman sekitar 100 cm. Padi PMJ 01 dapat menghasilkan 300 hingga 500 butir per malai, dengan potensi hasil 10 hingga 12 ton per hektar.
BACA JUGA:5 Varietas Padi Unggul untuk Lahan Sawah Tada Hujan, Tahan Kekeringan, Penyakit, dan Potensi Hasil Tinggi
Keunggulan lain dari padi PMJ 01 adalah jumlah anakan produktif yang cukup banyak, yaitu sekitar 20 hingga 25 anakan per rumpun.
Banyak petani yang terkesan dengan padi ini karena mudah dalam perawatannya dan hemat dalam penggunaan pupuk. Padi PMJ 01 juga memiliki daun bendera yang tegak dan tanaman yang gagah, membuatnya menjadi pilihan menarik bagi para petani. (**)