Peternak Sapi dan Kerbau di Seluma Diminta Waspada Penyakit Sapi Ngorok
Masyarakat peternak sapi dan kerbau diminta untuk waspada penyakit sapi ngorok-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co, TAIS - Masyarakat peternak sapi dan kerbau di wilayah Seluma saat ini diminta untuk waspada. Pasalnya saat ini di beberapa wilayah seperti Bengkulu Selatan dan Kaur sudah ada ternak sapi dan kerbau milik masyarakat yang terkena penyakit ngorok atau disebut Septicaemia Epizootica (SE).
Sehingga masyarakat diminta untuk waspada perihal penyakit ini di Kabupaten Seluma.
BACA JUGA:Pemdes Cinto Mandi Bangun Rabat Beton, Bakal Menembus Perbatasan Seluma
BACA JUGA:Harga Lada Hitam Diprediksi Terus Naik Hingga 2028, Ini Penyebabnya
Dijelaskan Kepala Dinas Pertanian, Arian Sosial melalui dokter hewan bidang peternakan David Viter Olele mengatakan bahwa penyakit ngorok menjadi ancaman terbesar bagi hewan ternak sapi. Bahkan penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian, terutama jika sapi belum memiliki daya tahan tubuh yang cukup.
“Meskipun di Seluma belum ada laporan terkait penyakit ngorok. Namun, penyakit ini sudah mewabah di Bengkulu Selatan. Jadi, Peternak harus hati -hati dan tetap waspada,” ujar David.
BACA JUGA:Akhir Masa Pendaftaran PPPK Provinsi Bengkulu, Formasi Tenaga Kesehatan Sepi Peminat
BACA JUGA:Apdian Utama Jabat Ketua Pemuda Muhammadiyah Bengkulu Selatan
Menurut David penyakit ngorok sering terjadi pada musim pancaroba disebabkan Bakteri pasteurella multocida yang menyebar melalui perantara air.
Biasanya penyakit ini kerap menyerang sapi dan kerbau yang dipelihara di daerah aliran sungai. Bahkan ternak yang hanya dimandikan di air sungai pun tidak luput dari ancaman ini.
BACA JUGA:Kabar Gembira Bagi Petani Kopi Nusantara, Harga Kopi Tetap Mahal Hingga Tahun Depan
Dikatakannya juga penyakit ngorok ini tak menular ke manusia dan hewan ternak yang terkena penyakit ngorok tidak mempengaruhi kualitas daging.
“Untuk sapi atau kerbau yang mengidap penyakit ini, daging masih bisa di konsumsi tapi jeroan yg rusak disingkirkan dan mohon untuk dikubur, jangan di buang ke sungai/aliran air. Karena penyakit ini disebabkan Bakteri pasteurella multocida yang menyebar melalui perantara air,” pungkasnya.
(rwf)