radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Fasilitas sanitasi sekolah yang selama ini menjadi daya dukung peningkatan kualitas dan sumber daya pendidikan di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) dinilai belum maksimal alias bobrok.
Bahkan, isu buruknya sanitasi seperti ketersediaan air sumur yang mumpuni beserta toilet yang baik, sudah sejak dulu sampai ketelinga masyarakat hingga menimbulkan kekhawatiran akan dampak kesehatan siswa jangka panjang.
BACA JUGA:Masyarakat Pesisir Seluma Heboh, Ribuan Ikan Naik ke Daratan
Salah satunya mengenai fasilitas toilet di beberapa sekolah rusak dan mampet. Belum lagi bak penampungan air bersih yang rata-rata pecah dan kering kerontang.
Menyikapi hal tersebut, Disdikbud Kabupaten Bengkulu Selatan berencana melakukan langkah strategis sebagai bentuk pengendalian dan solusi.
Diantaranya dengan melaksanakan instrument isian data sarana dan prasarana (sarpras) sekolah, khususnya berkaitan dengan sanitasi.
BACA JUGA:30 Mahasiswa UGM Tiba Di Kabupaten Kaur
“Kami akan membuat suatu instrument isian ke sekolah-sekolah. Jadi nanti yang sarprasnya tidak memungkinkan akan kami dorong ke perencanaan kami (Disdikbud, red) untuk diusulkan pembangunan tahun depan,” kata Kasi Sarpras Bidang SD Disdikbud Bengkulu Selatan, Wiwit Ikhsan.
Wiwit tidak menapik masih banyaknya keluhan masyarakat terutama wali siswa akan buruknya sanitasi di beberapa sekolah. Tak terkecuali sekolah yang berada di pusat kota maupun wilayah pedesaan.
BACA JUGA:Gundul Dikabarkan Gandeng Adik Gubernur, Siapa Penantangnya?
Ketika protes itu muncul kata Wiwit, Disdikbud BS bukannya tidak merespon. Hanya saja, pihak sekolah harusnya lebih proaktif menanggapi.
“Jadi dalam waktu dekat aka nada tim yang akan menyebar instrument ini ke sekolah. Silahkan sekolah isi dengan baik dan sesuai fakta di lapangan.
Selain itu, sertakan juga data pendukung seperti foto maupun video. Untuk pelaksanaannya, kami rasa sudah dimulai pada awal semester ganjil mendatang,” bebernya.
BACA JUGA:4 Parpol Berikan Rekomendasi Kepada Erwin, Masih Lobi Partai Lain
Disisi lain, Wiwit juga menyoroti pihak sekolah yang terkesan tidak maksimal dalam memperbarui dapodik. Bahkan, dari beberapa sekolah yang sudah mengisi, masih terdapat isian yang kurang pas.