radarselatan.bacakoran.co, BINTUHAN - Petani di Kaur mulai menyemai bibit padi. Bahkan sebagian sudah selesai menggarap sawah dan menunggu bibit siap tanam.
Namun para petani berharap pemerintah dapat membantu membuat embung dan menyediakan alat penyedot air. Hal itu agar terdapat cadangan untuk mengairi lahan sawah ketika kembali mengalami kekeringan.
BACA JUGA:Kades Diingatkan Tegas Soal Ternak Berkeliaran
“Kami satu hamparan ini masih mengandalkan tadah hujan, tidak ada irigasi. Jadi kalau ditanya kekurangan (air), ya itu.
Kami berharap pemerintah menyediakan embung kemudian alat sedot air sehingga saat sawah kering bisa tetap mengaliri sawah,” ujar Deni (38) petani warga Desa Jembatan Dua Kecamatan Kaur Selatan.
BACA JUGA:Kejadian Menggelitik Saat Pemilu: Keliru Memasukkan Surat Suara Hinga Salah Coblos
Deni mengaku di wilayahnya tidak mungkin dapat menggunakan irigasi karena ketiadaan sumber air yang cukup. Hal itu membuat petani hanya dapat bercocok tanam dengan tanah hujan.
BACA JUGA:Tsk Pembacok Lansia Ngaku Hilang Ingatan, Polisi Datangkan Ahli Jiwa
“Solusi lain dengan membuat sumur bor. Misalnya di satu hamparan ini dibuat beberapa titik. Jadi bisa dibagi-bagi, tapi butuh dana yang lumayan besar, kami belum mampu untuk itu,” imbuhnya.
BACA JUGA:INGAT! Akses Konten Pornografi Bisa Dipenjara 4 Tahun dan Denda Rp4 Miliar
Petani lainnya, Min (48), mengaku petani tak berani menggarap sawah saat cuaca tak menentu atau diprediksi lama turun hujan.
Sebab dampaknya bisa menyebabkan sawah mengalami kekeringan dan akhirnya tak berproduksi dengan maksimal. Artinya apa yang disampaikan oleh rekannya benar benar dibutuhkan oleh petani di hamparan sawah itu.
BACA JUGA:Permintaan Urus Akte Kematian Minim
“Harapan kami, ada perhatian Dinas Pertanian mulai dari bimbingan hingga pengawasan teknik menggarap sawah yang baik. Sehingga dapat menghasilkan buah padi yang maksimal,” tutupnya.
BACA JUGA:Tahun 2024 Ada 19 Proyek Strategis Di Kaur