radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Para siswa diminta untuk tidak fokus mengejar nilai akademik atau nilai raport yang tinggi ketika mengikuti proses pembelajaran di sekolah maupun Pondok Pesantren (ponpes).
Para siswa lebih didorong agar memaksimalkan skill atau wawasan yang bersifat penting di masa yang akan datang. Sebab, persaingan di dunia kerja maupun industry atau usaha di masa depan akan lebih kepada kecerdasan skill dan wawasan alami di dalam individu.
BACA JUGA:BOP Ditarget Cair Tepat Waktu, Perhatikan Hal Ini!
Kepala Kantor Kemenag Bengkulu Selatan, H. Irawadi, S.Ag, MH menyebut keberhasilan siswa dalam mengembangkan skill dan wawasan menjadi langkah utama untuk menjadi pribadi yang mandiri. Apalagi di era industri 4.0 dunia sangat membutuhkan individu yang tangguh dan bisa beradaptasi di segala bidang.
BACA JUGA:Siswa dan Guru Wajib Jaga Pola Hidup Sehat
“Biasakan mencoba hal baru yang positif. Di sela pendidikan utama terkait akademik, siswa harus digemarkan praktek kemampuan lain. Baik itu pengenalan listrik, komunikasi maupun komputer. Karena itu sifatnya penting,” ujarnya.
BACA JUGA:Sekda Minta Literasi di Kalangan Pelajar Lebih Dimaksimalkan
Diteruskan Irawadi, pola pembelajaran terbaru saat ini. Sekolah, Madrasah maupun Ponpes diharapkan bisa memenuhi kemampuan kognitif maupun psikomotor. Semuanya harus berimbang dan berlandaskan ilmu pengetahuan. Sebab, tanpa psikomotor yang kuat, siswa tidak bisa menciptakan ide maupun gagasan baru yang terampil.
BACA JUGA:Gubernur Helmi Minta BPKP Kawal Program Pemerintah Daerah
“Makanya perlu uji coba atau praktek berkepanjangan di sekolah. Seperti halnya penguatan ekstrakulikuler yang wajib diseimbangkan,” jelasnya.
Bahkan, dirinya mengaku sangat setuju jika di Ponpes-Ponpes juga dikembangkan pemahaman wirausaha kepada siswa. Hal itu tentu akan menjadi pondasi kedepannya kelak.
BACA JUGA:Anggota DPR RI Minta Pemerintah Segera Tangani Akses Ke Enggano
Ketika siswa lulus dan ingin membuka usaha, setidaknya mereka tidak lagi meraba ilmu baru yang bakal dihadapi.
“Kalau fokus setiap hari hanya mencapai kemampuan akademik, maka persaingan siswa tidak akan ada. Nilai tidak menjamin kemampuan bertahan di masa depan,” pungkasnya. (rzn)