RadarSelatan.bacakoran.co - Setiap petani tentu menginginkan hasil panen yang melimpah dengan biaya produksi yang serendah mungkin.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil panen padi adalah dengan mengoptimalkan jumlah anakan produktif.
Faktanya, sebagian besar varietas padi yang ditanam masyarakat umumnya hanya menghasilkan sekitar 8 hingga 20 batang per rumpun.
Padahal, jika dikelola dengan benar, jumlah anakan ini bisa ditingkatkan hingga 40 batang atau bahkan lebih.
BACA JUGA:Perhatian Penting Bagi Petani Padi, Perhatikan Waktu Pemupukan, Jika Salah Bisa Gagal Panen
Menariknya, metode perbanyakan anakan ini tidak hanya meningkatkan potensi hasil panen, tapi juga terbukti mampu menekan pertumbuhan gulma.
Dengan rumpun padi yang lebih rimbun, cahaya matahari sulit menembus ke tanah sehingga gulma tidak mendapat cukup sinar untuk tumbuh.
Ini tentu membuat pengendalian gulma jadi lebih ringan dan hemat biaya.
Sayangnya, masih banyak petani yang belum mengetahui metode ini.
BACA JUGA:Rahasia Petani Sukses, Trik Yang Wajib Diketahui Petani Padi Agar Anakan Banyak dan Rumpun Besar
Anakan padi adalah tunas-tunas baru yang tumbuh dari batang utama. Semakin banyak anakan produktif yang muncul, semakin besar potensi hasil panen.
Jumlah anakan yang banyak juga membuat rumpun padi menjadi lebih rapat dan rimbun.
Akibatnya, intensitas cahaya matahari yang sampai ke permukaan tanah menjadi rendah, sehingga menghambat pertumbuhan gulma.
Namun, penting untuk diketahui bahwa tidak semua anakan bisa dianggap produktif. Anakan yang tumbuh setelah 35 hari dari masa semai cenderung tidak menghasilkan bulir padi yang optimal.
BACA JUGA:Padi Inpari 32 Promeo, Padi Unggul yang Lagi Viral Dikalangan Petani Indonesia
Cara Tepat Memperbanyak Anakan Produktif:
1. Pemilihan Varietas Padi
Setiap varietas padi memiliki karakteristik berbeda, termasuk dalam hal kemampuan membentuk anakan produktif.
Pilih varietas unggul yang sudah teruji, seperti Inpari Pajajaran, Cakrabuana, Ciherang, Sertani, dan lainnya.
Sesuaikan juga dengan kondisi lahan, iklim, musim tanam, serta potensi serangan hama dan penyakit.
2. Waktu dan Cara Tanam
Waktu tanam sangat menentukan jumlah anakan. Gunakan bibit berusia 10–17 hari setelah semai untuk mendapatkan hasil optimal.
Penanaman lebih awal memberi waktu yang cukup bagi tanaman membentuk anakan hingga usia 30–35 hari, masa ideal pembentukan anakan produktif.
Beberapa daerah juga sudah mulai menerapkan sistem tanam tabela (tanpa semai) untuk efisiensi waktu dan tenaga.
Tanam 2–3 bibit per lubang, kedalaman tanam 2–3 cm, gunakan pola tanam Jajar Legowo 2:1 atau 4:1 untuk memaksimalkan ruang tumbuh dan sinar matahari.
BACA JUGA:Padi Inpari 32 Promeo, Padi Unggul yang Lagi Viral Dikalangan Petani Indonesia
3. Pemupukan Awal
Agar anakan produktif terbentuk optimal, pemupukan harus dilakukan sejak awal, idealnya saat tanaman berusia 7–10 hari setelah tanam.
Fokuskan pada pemberian unsur hara penting seperti nitrogen (N) dan fosfor (P) yang sangat dibutuhkan saat fase awal pertumbuhan.
4. Pengelolaan pH Tanah dan Air
Tanah yang sehat mendukung pertumbuhan anakan. Pertahankan pH tanah tetap seimbang dengan metode pengairan berselang.
Contohnya genangi lahan 10 hari pertama (air setinggi 2–5 cm), lalu keringkan sampai kondisi macak-macak (lembab) selama 14 hari, ulangi siklus ini hingga masa panen.
BACA JUGA:Petani Harus Tahu, Saat Musim Hujan Penggunaan Pupuk urea Pada Tanaman Padi Harus Dikurangi, Ini Alasannya
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama seperti penggerek batang, keong mas, dan tikus bisa merusak fase pembentukan anakan.
Penanganan harus cepat, bisa dilakukan dengan cara mekanis (penjebakan, sanitasi), biologis (musuh alami), kimiawi (pestisida selektif). (**)