RadarSelatan.bacakoran.co - tahun 2024 lalu ada dua jenis padi unggul yang viral. Padi ini menjadi primadona para petani karena hasilnya melimpah serta perawatannya yang mudah.
Saking banyaknya hasil panen padi ini, banyak yang menyebut padi ini bisa membuat rekening tabungan petani menjadi gendut.
Istilah ini disematkan lantaran dua varietas padi ini benar benar memberikan keuntungan bagi petani.
Kedua varietas ini sangat direkomendasikan untuk ditanam pada tahun 2025 karena memiliki ketahanan yang baik terhadap hama dan penyakit, serta produktivitas yang tinggi hingga mencapai 12 ton per hektar.
Namun, tentu saja, setiap varietas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
BACA JUGA:Padi Sedayu, Varietas Unggul yang Bisa Memaksa Petani Jadi Kaya
1. Padi Unggul Zizania
Padi Zizania merupakan varietas terbaru dengan potensi hasil yang sangat tinggi, mencapai 12 ton per hektar.
Padi ini memiliki umur panen sekitar 100 hingga 105 hari setelah tanam.
Dari segi kualitas, nasi yang dihasilkan memiliki tekstur pulen dengan jumlah anakan berkisar antara 30 hingga 35 per rumpun.
Malainya cukup besar, dengan jumlah bulir mencapai 700 hingga 800 per malai.
Keunggulan lainnya adalah kemampuannya beradaptasi baik di lahan irigasi maupun lahan tadah hujan.
Daun padi ini berwarna hijau tua dengan bentuk yang lebar, sementara daun benderanya tegak, sehingga lebih aman dari serangan hama burung pipit. Bentuk bulirnya besar, meskipun tidak terlalu panjang.
BACA JUGA:Padi Unggul Pendatang Baru Yang Tak Bisa Dianggap Sepele, Hasil Tinggi, Tahan Disegala Musim
Kekurangan dan Solusi
Pada musim penghujan, padi ini cenderung lebih rentan terhadap kerebahan. Hal ini disebabkan oleh bobot bulir yang cukup berat dan jumlah yang banyak.
Oleh karena itu, diperlukan perawatan ekstra, terutama dalam hal pemupukan. Untuk mengurangi risiko rebah, sebaiknya mengurangi unsur nitrogen dan memperbanyak fosfor serta kalium guna memperkuat batang.
Untuk penggunaan pupuk urea dianjurkan 1 kuintal per hektar, NPK 3 kuintal per hektar dan tambahan pupuk Kalsigro dan Ultradan.
Karena daunnya lebar, pengisian bulir bisa kurang optimal dan menyebabkan bulir hampa. Untuk mengatasinya, pada fase generatif perlu diaplikasikan pupuk KN3 dan MKP dalam bentuk semprotan, dicampur dengan silika untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
Dari segi jarak tanam, padi ini tergolong rimbun dengan anakan yang banyak.
Oleh karena itu, lebih baik menggunakan Jajar Legowo 2:1 dengan jarak tanam 30 x 30 cm atau 50 cm untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih optimal.
BACA JUGA:Petani Wajib Tahu, Ini jenis Padi Unggul Inbrida, Hibrida dan Galur, Semuanya Umur Pendek
2. Padi Unggul Sedayu
Varietas padi Sedayu juga memiliki potensi hasil tinggi, mencapai 12 ton per hektar, dengan umur panen lebih singkat, yakni sekitar 90 hingga 95 hari setelah tanam.
Padi ini memiliki anakan produktif berkisar antara 25 hingga 35 batang per rumpun, dengan tinggi tanaman sekitar 90 cm.
Keunggulan utama padi Sedayu adalah batangnya yang kokoh dan besar, sehingga lebih tahan terhadap kerebahan.
Jumlah bulir per malai cukup banyak, sekitar 250 hingga 300 bulir, dengan panjang malai mencapai 35 cm.
Gabahnya berukuran besar dan panjang, berwarna kuning cerah, dengan berat sekitar 30 gram per 1000 bulir.
Namun, padi ini agak rentan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) atau kresek, terutama di musim penghujan.
Untuk mengatasinya, perlu dilakukan pengaturan pemupukan yang tepat dengan mengurangi unsur nitrogen dan meningkatkan kadar kalium serta fosfor.
BACA JUGA:10 Jenis Padi Unggul Yang Bisa Bikin Petani Kaya, Hasil Melimpah dan Perawatan Mudah
Rekomendasi pemupukan untuk padi Sedayu adalah Urea 1 kuintal per hektar, Poska 3 kuintal per hektar, pupuk kompos 2 ton per hektar (atau mengganti dengan pengembalian jerami ke lahan)
Untuk mencegah kerebahan, terutama di musim penghujan, perlu ditambahkan pupuk silika dan fosfor tinggi, seperti Ultradap.
Selain itu, untuk menghindari serangan penyakit BLB (kresek), jarak tanam juga perlu diperhatikan, yaitu 30 x 30 cm dengan sistem Jajar Legowo 2:1.
Pada fase generatif, dapat ditambahkan pupuk boron dan kalium untuk memastikan pengisian bulir yang optimal hingga penuh ke ujung-ujung malai. Hal ini juga akan meningkatkan berat gabah serta membuat tampilan gabah lebih bersih. (**)