Kendalikan Inflasi, Bengkulu Gandeng Petani dan BUMDes

Penjabat Sekda Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni -istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Untuk memperkuat kapasitas serta mendorong inovasi anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam merumuskan kebijakan pengendalian harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu.

TPID berencana melaksanakan Capacity Building TPID se-Provinsi Bengkulu dan Benchmarking Champion TPID ke Provinsi Jawa Tengah.

BACA JUGA:DPRD Bengkulu Selatan Minta Aset Daerah yang Terbengkalai Dimanfaatkan

Kegiatan tersebut dijadwalkan berlangsung pada 30 Juli hingga 2 Agustus mendatang.

Penjabat Sekda Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan mempelajari langsung upaya pengendalian inflasi.

"Nantinya juga akan ada kerja sama antar daerah untuk komoditas strategis, serta pengelolaan dari hulu ke hilir terhadap komoditas padi, cabai, dan bawang merah," ujar Herwan.

Anggota TPID dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya, mengatakan, bahwa TPID Jawa Tengah dan TPID Kabupaten Kebumen dinilai sebagai champion yang relevan untuk dijadikan rujukan.

BACA JUGA:Disperkim Bengkulu Selatan Terus Lakukan Pendataan Usulan Perumahan

Mereka berhasil mengendalikan harga dan pasokan komoditas pangan melalui program unggulan, seperti penguatan kelembagaan BUMDes dan BUMP petani, dengan pendekatan integrasi hulu-hilir yang efektif dalam memotong rantai distribusi.

"Pada kesempatan tersebut, akan dibentuk Forum Petani Champion (FPC). Forum ini akan mendorong perencanaan tanam secara terjadwal lintas kabupaten, sehingga pasokan lebih merata dan tidak terjadi kelebihan produksi (over-supply) maupun kekosongan pasar yang dapat menyebabkan fluktuasi harga secara ekstrem," jelas Dhita.

BACA JUGA:Pengiriman BBM ke Pulau Enggano Gunakan Jalur Pulau Baai

Dita menyebut, FPC Jawa Tengah juga menjadi pelopor dalam mengadopsi inovasi penggunaan benih bawang merah dari biji. Inovasi ini menghasilkan bawang merah dengan umur simpan lebih panjang.

"Sehingga mampu mengurangi ketergantungan terhadap umbi benih yang harganya cenderung fluktuatif," ujar Dita. (cia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan