radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Pemerintah Provinsi Bengkulu menyebut, pendangkalan alur pelabuhan pulau Baai Bengkulu berdampak pada perekonomian Bengkulu.
Kondisi ini juga berdampak langsung pada penurunan ekspor, kelancaran arus distribusi logistik serta aktivitas pelayaran.
BACA JUGA:Kopi Bengkulu Identitas dan Warisan Budaya
Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA Denny mengatakan, pendangkalan alur membuat kapal - kapal besar tidak bisa masuk.
"Tentu menghambat ekonomi Bengkulu. Harusnya ekpsor bisa 10 ribu ton, jadi berkurang 50 ribu ton," kata Denny, Rabu (12/2).
Denny mengatakan, terkait pendangkalan alur ini pemerintah provinsi Bengkulu tidak berdiam diri dan terus meminta pemerintah pusat agar bisa memprioritaskan persoalan pendangkalan alur ini.
Sebelumnya Pemprov Bengkulu telah bersurat ke presiden Prabowo dan berharap bisa bertemu langsung dengan Presiden guna menyampaikan persoalan ini.
BACA JUGA:Saber Pungli Tegaskan Soal Dugaan Honorer Siluman Ranahnya Ipda Seluma
"Namun kita masih menunggu atas surat yang disampaikan ke pemerintah pusat tersebut. Mudah - mudahan bisa difasilitasi menyampaikan persoalan ini secara langsung," kata Denny.
Denny menyebutkan, sebelumnya telah ada rencana untuk pembentukan perusahaan patungan atau gabungan perusahaan-perusahaan pengguna jasa pelabuhan, untuk melakukan pengerukan.
Namun hal itu terkendala dengan biaya yang cukup tinggi. Sementara dari APBD Provinsi terkendala anggaran.
"Kelihatannya tidak ketemu untuk pelaksanaan penghitungan biaya pengerukan," kata Denny.
BACA JUGA:Belum Ada Solusi Terkait Nelayan Trawl, Nelayan Pasar Seluma Tetap Siaga
Terhadap persoalan tersebut, Pemprov Bengkulu berharap pemerintah pusat dapat mengambil alih percepatan penanganan pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai tersebut.
"Kita minta pusat dapat mengakomodir, makanya pak Plt Gubernur minta langsung menghadap pak presiden," pungkasnya. (cia)