BENGKULU - Dinas PUPR Provinsi Bengkulu menyebut proyek fisik yang bersumber dari dana bagi hasil (DBH) sawit sebesar Rp21,7 miliar sebagin besar sudah terkontrak dan mulai dikerjakan. Proyek fisik itu hanya menyisakan satu pekerjaan yang belum terkontrak, yakni pekerjaan rehab jembatan di Seginim Bengkulu Selatan.
Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso mengatakan kendala belum terkontraknya rehab jembatan di Seginim karena mengulang pekerjaaan dan belum ada perusahaan atau rekanan yang melakukan penawaran pekerjaan. Namun pihaknya meyakini dalam waktu dekat pekerjaan itu juga akan berkontrak.
"Karena memang mengulang jadi belum ada yang menawar. Namun kami yakini dalam pekan ini sudah mulai terkontrak," kata Tejo, Senin (6/11).
Tejo mengatakan pekerjan itu dilakukan hingga akhir Desember. Sesuai kontrak dengan pihak ketiga pada 30 Desember 2023. Untuk memaksimalkan pekerjaan hingga akhir tahun nanti, pihaknya mengusulkan kepada rekanan dengan tidak ada uang muka.
"Kerjakan selesai, baru bayarkan 100 persen. Makanya belum terserap dan baru terserap nanti di akhir kontrak. Karena waktunya sempit. Kalau ngurus uang mukanya kapan kerja di lapangan. Rata-rata kontraknya cuma 50 hari kerja," tegas Tejo.
Seperti diketahui, alokasi DBH Sawit 2023 di Provinsi Bengkulu akan diprioritaskan untuk kelanjutan pembangunan tiga ruas jalan dan satu jembatan. Yakni ruas jalan dari Gunung Selan-Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara yang kondisinya rusak parah dengan alokasi Rp8 miliar. Ruas jalan kedua yakni Permu-Bengko dengan alokasi anggaran Rp4 miliar. Perbaikan jalan ini dinilai perlu karena merupakan jalan poros ekonomi utama yang menghubungkan Kepahiang dan Rejang Lebong.
Selanjutnya ruas jalan Bindu Layang Kabupaten Bengkulu Selatan sepanjang 800 meter yang pembangunannya sempat terhenti di tahun 2019 dengan alokasi Rp2,5 miliar. Sementara untuk pembangunan jembatan dilakukan di Air Nipis, Bengkulu Selatan karena pembangunan yang dilakukan tahun 2018 sempat putus kontrak. (cia)