radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Rencana Pemerintah Provinsi Bengkulu yang akan melelang 3 blok potensi batu bara di Bengkulu dinilai bisa memicu kerusakan lingkungan.
Dengan diobralnya tambang di 3 blok tersebut, bisa akan mengancam keselamatan bentang alam seblat baik flora maupun fauna seperti gajah Sumatera di Marga Sakti Sebelat Bengkulu Utara.
BACA JUGA:Terkait Pelayanan, DPRD Bakal Panggil Rumah Sakit di Bengkulu
Direktur Kampanye Kanopi Hijau Indonesia, Olan Sahayu mengatakan, ancaman keselamatan tersebut akan semakin tinggi dengan kondisi saat ini.
"Kerusakan lingkungan juga berdampak pada ruang penghidupan rakyat serta memperburuk dampak krisis iklim," kata Olan, Minggu (12/1).
Olan mengatakan, Indonesia saat ini sudah mulai mengurangi batubara melalui rencana kebijakan dan investasi komprehensif (JETP) yang diluncurkan pada November 2023.
BACA JUGA:Terlibat Lakalantas, Warga Bengkulu Selatan Meninggal Dunia di Seluma
Targetnya cukup ambisius, seperti mencapai porsi energi terbarukan sebesar 44 persen dari bauran energi nasional di tahun 2030, dan mencapai net-zero emission untuk sektor ketenagalistrikan di tahun 2050.
"Seharusnya saat ini bicara soal transisi energi ke energi bersih yang adil dan berkelanjutan dan batu bara itu ditinggalkan," kata Olan.
Olan menambahkan, salah satu contoh tambang batubara yang telah beroperasi di Bengkulu Utara memberikan dampak buruk bagi masyarakat sekitar.
Ditambah lagi, perusahaan ini telah mendapatkan lima kali proper merah tapi izinnya tidak dicabut.
BACA JUGA:Dewan Curiga RAPBD Provinsi Bengkulu Tidak Sesuai Perencanaan Awal
"Saat ini penting sekali melawan krisis iklim melalui program transisi energi," kata Olan.
Sebelumnya, terdapat tiga blok potensi batubara yang akan dilelang yaitu blok Marga Sakti Sebelat, blok Ketahun dan Pinang Raya di Kabupaten Bengkulu Utara, serta blok Taba Penanjung di Kabupaten Bengkulu Tengah. (cia)