radarselatan.bacakoran.co - Sulawesi merupakan bagian dari negara Indonesia yang memiliki banyak keunikan flora dan fauna.
Beberapa diantaranya adalah endemik pulau sulawesi dan tidak akan ditemukan dibelahan dunia manapun.
Pulau Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-11 di dunia yang dipenuhi dengan gunung-gunung tinggi dan hutan tropis yang lebat.
Salah satu hewan endemik Sulawesi yang terancam punah adalah Tarsius.
BACA JUGA:7 Kota Dengan Suhu Terpans di Indonesia, Nomor 2 Ada di Pulau Sumatera, Salah Satunya di Aceh
Saat matahari terbenam dan malam semakin dekat, saat itulah saat yang tepat bagi salah satu makhluk unik ini untuk muncul.
Dengan ukuran tubuh yang sangat kecil, sekitar 13 cm, tarsius merupakan pelompat ulung yang bisa melompat hingga 3 meter dari satu pohon ke pohon lainnya.
Kecepatan melompatnya luar biasa sampai disebut sebut meluncur seperti peluru.
Tarsius, salah satu primata terkecil di dunia, memang terlihat mirip tikus, meski sebenarnya mereka masih berkerabat dengan monyet dan kera.
BACA JUGA:Pesona dan Keindahan Pulau Sepa, Surga Tropis di Kepulauan Seribu yang Memikat
Meski bisa ditemukan di Filipina, Malaysia, dan Brunei, tarsius yang ada di Sulawesi adalah spesies yang berbeda.
Tarsius di Sulawesi dikenal dengan nama spektral tarsius dan terbagi menjadi 12 spesies.
Mereka memiliki ekor panjang dan mata besar yang sangat unik. Meski kecil, tarsius adalah karnivora yang hebat, memangsa serangga, kelelawar, burung kecil, dan bahkan ular.
Dengan kaki yang panjang dan jari-jari yang dilengkapi bantalan, mereka bisa memegang pohon dengan erat atau menangkap mangsa dengan sangat tepat.
Mata hewan ini besar dan tidak bisa digerakkan memaksa tarsius untuk memutar lehernya hingga 180 derajat, memberi mereka kemampuan luar biasa saat berburu.
BACA JUGA:Masyarakat Tristan da Cunha Bertahan Hidup di Pulau Terpencil, Dikelilingi Samudera Lepas
Tarsius keluar saat malam hari dan sering mengeluarkan suara aneh untuk berkomunikasi dengan sesama.
Karena aktivitasnya yang terjadi di malam hari, makhluk ini sering dijuluki "monyet hantu" Sulawesi.
Namun, meski menjadi hewan yang sangat menarik, tarsius sering diburu dan dijadikan peliharaan. Sayangnya, mereka sangat sensitif terhadap kebisingan dan cahaya, bahkan dapat stres hingga mati jika dipelihara dalam kandang.
Selain tarsius, hampir 50% hewan bertulang belakang yang ada di Sulawesi tidak bisa ditemukan di tempat lain, seperti babi rusa.
BACA JUGA:5 Pulau Tak Berpenghuni di Indonesia, Pemandangan Alamnya Luar Biasa Indah, Ini Daftarnya
Babi rusa memiliki penampilan yang unik, dengan taring panjang yang tumbuh ke atas hingga bisa menembus kepala.
Meski memiliki penampilan menakutkan, babi rusa adalah omnivora yang memakan buah-buahan dan hewan kecil, serta memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyebarkan biji-bijian yang mereka makan.
Ada juga anoa, kerbau terkecil di dunia, yang hanya bisa ditemukan di Sulawesi.
BACA JUGA:Pulau Siberut, Pulau Terindah di Mentawai, Pemandangan Alamnya Memukau
Terdiri dari dua spesies, anoa dataran rendah dan anoa dataran tinggi, keduanya memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan kerbau lainnya.
Anoa sangat pemalu dan lebih suka hidup menyendiri di hutan, namun mereka memainkan peran penting dalam ekosistem, dengan menyebarkan biji-bijian dan membantu suburkan tanah.
Di wilayah pesisir, ada juga burung Maleo yang eksotis. Burung ini memiliki kebiasaan unik dalam reproduksinya, dengan mengubur telurnya di pasir hangat atau tempat dengan panas bumi.
Telur mereka yang besar memberikan nutrisi yang cukup bagi anak-anak mereka yang baru menetas untuk bertahan hidup di alam liar.
BACA JUGA:Enggano, Pulau Terluar di Provinsi Bengkulu Yang Menyimpan Banyak Keunikan, Salah Satunya Satwa Endemik
Namun, semua hewan ini menghadapi ancaman serius. Banyak dari mereka, seperti tarsius, babi rusa, anoa, dan Maleo, terancam punah karena perburuan, perusakan habitat, dan penurunan populasi yang drastis.
Keberadaan mereka sangat penting untuk keseimbangan alam, dan jika kita terus merusak tempat tinggal mereka, maka mereka bisa punah selamanya. (**)