Pemukiman Paling Unik Di Indonesia, Bernuansa Kerajaan, Matahari Hanya Nampak Selama 7 Jam

Kamis 19 Dec 2024 - 09:01 WIB
Reporter : sahri senadi
Editor : sahri senadi

radarselatan.bacakoran.co - Di Indonesia ada sebuah perkampungan yang paling unik, namanya Dusun Wotowati.

Dusun ini berada di kawasan lembah dekat Sungai Bengawan Solo. Secara administrasi Dusun Wotowati berada diwilayah Pedukuhan Kalurahan Pacung Kapanewon Girisibu Kabupaten Gunungkidul Provinsi Yogyakarta.

BACA JUGA:Pantai Nampu, Destinasi Wisata Yang Menarik, Cocok Dijadikan Tempat Liburan Tahun Baru 2025

Keunikan pemukiman ini terletak pada bangunan rumah penduduknya, setiap rumah di pemukiman ini dikelilingi pagar yang berbentuk pagar jaman kerajaan majapahit.

Sehingga siapa saja yang melintasi desa ini terkesan sedang berada pada zaman kerajaan.

Keunikan kedua adalah matahari di pemukiman ini hanya terlihat selama 7 jam saja.

Matahari terbit pada pukul 9 pagi dan terbenam pada pukul 4 sore, menciptakan suasana yang mirip dengan era kerajaan Majapahit.

BACA JUGA:Jelang Nataru, Dispar Imbau Pengunjung Patuhi Larangan di Objek Wisata

Selain atmosfer kuno yang pekat, Dusun Watowati juga memiliki ciri khas unik, di mana matahari baru muncul pada pagi hari sekitar pukul 9 dan tenggelam lebih cepat pada sore hari.

Dusun ini terletak di wilayah yang eksotis, dikelilingi bukit-bukit tinggi dan pepohonan purba. Dulunya, area ini adalah jalur aliran Sungai Bengawan Solo purba yang mengalir ke selatan menuju Pantai Sadeng di Samudra Hindia, akibat pergeseran lempeng bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu.

BACA JUGA:Pantai Tanjung Kait di Tanggerang, Objek Wisata Bernuansa Kampung Nelayan

Sungai Bengawan Solo yang legendaris ini sebelumnya mengalir ke utara, namun alirannya berubah arah dan menciptakan lembah, salah satunya tempat Dusun Watowati berdiri.

Untuk mencapai dusun ini, perjalanan sangat menantang, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan roda dua, karena akses jalannya sempit, terjal, dan curam.

Namun, begitu memasuki Dusun Watowati, pengunjung akan merasakan suasana yang sangat alami dan asri, dengan rumah-rumah yang dibangun menggunakan tembok dan pagar bergaya seperti rumah pada zaman Majapahit.

BACA JUGA:10 Tempat Wisata Terbaru dan Menawan di Baturaden, Cocok Untuk tempat Libur Natal dan tahun Baru

Suasana ini benar-benar membawa kita kembali ke abad ke-13. Dusun ini berada di dasar lembah, dikelilingi oleh perbukitan besar yang membentuk semacam mangkok alami.

Meski demikian, meskipun berada di dasar lembah, Dusun Watowati tidak pernah mengalami banjir. Air hujan yang jatuh hanya mengalir ke Pantai Sadeng, yang merupakan muara dari Sungai Bengawan Solo purba.

Warga setempat percaya bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Yogyakarta saat ini, pernah bertapa selama 40 hari di dusun ini.

BACA JUGA:10 Tempat Wisata Terbaru dan Menawan di Baturaden, Cocok Untuk tempat Libur Natal dan tahun Baru

Hal ini semakin memperkuat kesan mistis dan sejarah yang ada di dusun ini.

Meskipun posisi dusun yang berada di cekungan membuat matahari terbit lebih terlambat dan terbenam lebih cepat, penduduk tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.

Mereka mengikuti waktu salat sesuai dengan jam setempat meskipun pagi masih gelap.

Dusun Watowati kini tengah dipersiapkan untuk menjadi destinasi wisata terpadu, berkat dana keistimewaan dari Pemerintah Provinsi Yogyakarta.

BACA JUGA:Puncak Sawiyah, Destinasi Wisata Menawarkan Pesona Alam dan Spot Foto Estetik di Majalengka

Proyek ini bertujuan untuk menyulap dusun ini menjadi desa wisata yang mengusung konsep kehidupan ala Majapahit, dengan rumah-rumah yang direnovasi tanpa biaya dari warga, semuanya disediakan oleh pemerintah.

Pembenahan ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2026, dan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan warga setempat melalui pariwisata yang berkembang. (**)

Kategori :