radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Akhir-akhir ini wilayah Bengkulu Selatan kerap dilanda hujan deras. Kepala Dinas Pertanian (Distan) Bengkulu Selatan Sakimin S.Pt mengatakan kondisi cuaca dapat menyebabkan penyakit BEF atau Bovine Ephemeral Fever menyerang hewan ternak.
Penyakit ini sering disebut juga sebagai Demam Tiga Hari (Three Days Sickness). Hal ini lantaran penyakit ini bersifat akut yang disertai demam, dengan angka kematian (morbiditas) ternak yang tinggi.
BACA JUGA:Bengkulu Selatan Kebanjiran Durian Lokal, Segini Harganya Per Buah
Adapun gejala awal penyakit ini yaitu peningkatan suhu tubuh sapi secara dratis. Lalu diiringi bagian tubuh gemetar hebat hingga keluar cairan dari dalam hidung dan mulut.
Tak hanya itu, ternak yang terserang BEF juga kehilangan nafsu makan dan minum. Ternak yang terkena BEF lebih banyak diam dengan pandangan mata yang sendu.
BACA JUGA:Rest Area di Tol Bengkulu Diresmikan
“Cara terbaik menghindari penyakit ini yaitu dengan menjaga kebersihan kandang hingga menambahkan suplemen pada ternak. Jangan membiarkan ternak kehujanan karena bisa memicu penyakit ini lebih akut,” jelasnya kepada Rasel, Rabu (18/12/2024) pagi.
BACA JUGA:Amankan Nataru, Polres Kaur Dirikan Tiga Pos
Berdasarkan penelitian tim ahli, kebanyakan penularan penyakit BEF melalui gigitan nyamuk yang sering hinggap di badan ternak. Nyamuk tersebut bersifat vector dan berpindah dari satu ternak ke ternak lainnya.
“Jika ternak sudah ada gejala penyakit ini, sebaiknya diberikan antibiotic hingga ramuan khusus. Bagusnya sebaik melapor ke PPL untuk tindakan tepat,” jelasnya.
BACA JUGA:Jelang Nataru, Dispar Imbau Pengunjung Patuhi Larangan di Objek Wisata
Sementara itu, pantauan Rasel di lapangan khususnya di wilayah Kecamatan PIno Raya. Banyak sekali sapi bali terkena BEF.
Contohnya di Desa Talang Padang, kurun beberapa pekan terakhir sebanyak 7 ekor sapi mati lantaran terserang BEF.
BACA JUGA:Dewan Akan Telusuri Polemik PT. ABS dengan Masyarakat
Peternak sebelumnya sudah mengambil langkah pengobatan dengan memberikan ramuan tradisional dan suntikan. Namun upaya tersebut gagal karena kondisi tubuh ternak yang semakin melemah.