radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Harga jual pupuk non subsidi di Bengkulu Selatan (BS) terpantau turun drastic dibandingkan periode bulan belakang. Angka penurunan bahkan mencapai 35 persen dari harga normal.
Di antaranya harga pupuk urea putih, sebelumnya dijual Rp670-Rp700 ribu per kemasan 50 kilogram. Saat ini turun di posisi Rp450 ribu per karungnya.
BACA JUGA:JSP Cinto Mandi Semakin Sulit Dilewati
Begitupun jenis pupuk NPK Pusri, sebelumnya Rp850 ribu per kemasan, lalu turun menjadi Rp480 ribu per karungnya.
“Memang ada penurunan harga pupuk non subsidi, ini menyesuaikan dengan harga yang ditetapkan gudang. Sejauh ini nilai penurunan mencapai 35 persen,” ujar Ahmad (38) pemilik toko pupuk di Kecamatan Kota Manna.
Lanjut Ahmad, dampak atas penurunan harga pupuk non subsidi. Angka penjualan terhadap petani naik drastis. Bahkan, tercatat sejak pupuk turun pada awal November lalu, sudah ratusan kemasan pupuk laku terjual.
BACA JUGA:Cegah Penyakit Kembung, Peternak Disarankan Sediakan Rumah Khusus Ternak
“Kondisi ini justru dimanfaatkan petani untuk mendapatkan pupuk dengan kualitas baik. Kalau ditanya dampaknya ke kami, tentu angka penjualan meningkat,” bebernya.
Senada dikatakan Anto (39) pemilik toko pupuk lainnya, penurunan harga pupuk non subsidi membuat minat petani menggunakan pupuk dengan kualitas baik kembali tinggi.
Bahkan, kalangan petani lebih memaksimalkan pemanfaatan pupuk non subsidi ketimbang pupuk subsidi.
“Kalau kualitas tentu lebih baik yang non subsidi. Maka itu ketika harga turun petani lebih banyak membelinya,” beber Anto.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Optimalkan E-Katalog Untuk Cegah Korupsi
Lebih lanjut kata Anto, dengan menurunnya harga pupuk non subsidi, secara otomatis akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi pertanian. Sebab, dengan kadar pupuk yang standar, hasil yang didapat sudah sangat maksimal.
“Tapi kalau kedepan kami tidak dapat memastikan berapa lama penurunan harga pupuk. Bisa jadi awal tahun mendatang harganya kembali berubah,” pungkas Anto. (rzn)