Musim Penghujan di Provinsi Bengkulu Diprediksi Hingga Februari 2025

Kamis 05 Dec 2024 - 13:42 WIB
Reporter : Rezan Okto Wesa
Editor : Suswadi Ali K

RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Musim penghujan di Provinsi Bengkulu diprediksi akan terjadi hingga Februari 2025.
Hujan deras disertai angin kencang dan petir harus diwaspadai oleh masyarakat karena berpotensi menimbulkan bencana alam.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Selatan Hen Yepi S.Pi menjelaskan, prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Fatmawati Soekarno Bengkulu memprediksi musim penghujan hingga Februari 2025.

BACA JUGA:Demi Pergi Bersama Kekasih ke Bengkulu, Pasangan Ini Nekat Gelapkan Sepeda Motor

BACA JUGA:6 Hewan Endemik Pulau Jawa Yang Terancam Punah, Populasinya Terus Berkurang

Hen Yepi menyebutkan potensi hujan di wilayah Provinsi Bengkulu disebabkan karena fenomena hidrometeorologi.
"Potensi hujan di Bengkulu saat ini lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Ini disebabkan oleh fenomena hidrometeorologi yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Bengkulu. Oleh karena itu, Bengkulu Selatan sudah pasti termasuk di dalamnya," ujarnya.

BACA JUGA:Fakta Menarik Albania, Negara Kecil dengan Segudang Kontroversi

BACA JUGA:2 Jenis Padi Unggul Bisa Panen 4 Kali Setahun, Hasil Melimpah, Biaya Perawatan Ringan

Untuk itu, BMKG telah memperingatkan masyarakat di Bengkulu Selatan, Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, dan daerah lainnya untuk mewaspadai potensi hujan lebat disertai angin kencang.
Hen Yepi mengimbau masyarakat tidak nekat melakukan perjalanan saat hujan turun. Terutama ketika melewati kawasan rawan longsor dan pohon tumbang.

BACA JUGA:5 Jenis Padi Hibrida Umur Pendek, Hasil Melimpah, Selalu Digemari Petani Sejak tahun 2022

BACA JUGA:7 Varietas Padi Ciherang Paling Diburu Petani, Perawatan Mudah, Hasil Melimpah

“Yang namanya bencana jelas tidak bisa diduga meski ada prakiraan. Sebab prakiraan hanya menggunakan alat, sehingga bisa saja situasinya berubah. Tapi kita tetap harus waspada dimanapun dan kapanpun berada,” papar Hen.
Mengenai jumlah bencana paling tinggi saat ini, Hen menyebut bahwa bencana alam paling dominan yakni banjir dan pohon tumbang. Sementara longsor, intensitasnya cukup menurun dibangikan periode semester pertama tahun ini.

BACA JUGA:Padi Unggul Varietas Inpari 33, Diprediksi Akan Disukai Petani Milenial Tahun 2025, Ini Alasannya

BACA JUGA:Kelebihan dan Kekurangan Padi Ngaos Mawar, Nasinya Pulen dan Aromanya Harum

“Kami sudah menyiapkan langkah mitigasi bencana. Untuk saat ini fokusnya pemantauan lokasi rawan bencana. Tim kami bagi-bagi tugas, karena memang wilayah tertentu butuh patroli rutin,” pungkasnya.

(rzn)

Kategori :