RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Maraknya aksi alih fungsi lahan sawah Bengkulu Selatan membuat luas lahan sawah di daerah ini terus berkurang. Sebagian besar sawah di Bengkulu Selatan disulap menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dan ada juga sebagian kecil yang dijadikan tempat untuk membangun rumah.
BACA JUGA:Cegah Korupsi Melalui Maladministrasi, Ombudsman Kunjungi Bengkulu Selatan
BACA JUGA:Optimalkan Keberadaan Desa Wisata di Bengkulu Selatan
Hampir di setiap hamparan sawah non irigasi di Bengkulu Selatan ada lahan sawah yang sudah beralih peruntukan menjadi kebun kelapa sawit. Seperti contohnya saja di hanparan Senangun wilayah Desa Tanggo Raso, Hamparan Jambat Akar di Desa Padang Serasan dan hamparan pulau Panggung, Pama Sekelat dan Pama Kukui di Desa Air Kemang. Hampir dipastikan sudah puluhan hektar lahan yang sebelumnya adalah sawah saat ini sudah menjadi kebun kelapa sawit.
BACA JUGA:Pembebasan Lahan PPN Kaur Belum Juga Rampung
BACA JUGA:Atasi Sampah Liar, DLHK Bengkulu Selatan Gandeng Satpol PP
Rerata sawah yang dialih fungsikan ini lantaran kesulitan sumber air. Sehingga petani pemilik lahan lebih memilih menanam kelapa sawit. Factor lainnya karena dampak hasil yang didapat, petani menganggap hasil perkebunan kelapa sawit lebih besar daripada hasil menanam padi di lahan tadah hujan.
“Sudah banyak lahan sawah yang ditanami kelapa sawit. Daripada dibiarkan nganggur lantaran tidak ada air, lebih baik ditanami kelapa sawit,” kata salah seorang petani di Kecamatan Pino Raya.
BACA JUGA:Investor Luar Negeri Lirik Potensi Pertambangan di Bengkulu
BACA JUGA:Kampung Kwatisore di Nabire, Berenang Bersama Hiu Paus dan Habitat Burung Cendrawasih
Padahal saat ini pemerintah terus menggalakkan masyarakat agar tidak melakukan alih fungsi lahan sawah. Tujuannya untuk menjaga ketahanan pangan daerah maupun nasional. Namun realita di lapangan tidak semudah yang diharapkan, karena petani kesulitan untuk mencari sumber air untuk mengairi lahan sawah mereka. Sementara program pemerintah yang sedang digalakkan saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan seluruh petani.
(**)