Fakta Sejarah Letusan Gunung Krakatau, Lebih Dahsyat Ribuan Kali Dari Letusan Bom Atom Hiroshima

Sejarah letusan dahsyat gunung krakatau-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Sejarah kelam letusan gunung Krakatau di Indonesia masih tercatat sebagai fakta sejarah menyedihkan.

Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 tercatat sebagai salah satu letusan gunung yang terbesar dalam sejarah, bahkan 30.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.

Krakatau, atau Rakata, adalah kepulauan vulkanik aktif yang terletak di Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatera.

Secara administrasi, kepulauan ini masuk ke dalam Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Indonesia.

BACA JUGA:Sejarah Letusan Gunung Paling Dahsyat Di Dunia, 2 Diantaranya Terjadi Di Indonesia, Ini Daftarnya

Krakatau diakui sebagai cagar alam sejak tahun 1921, dan pada tahun 1991 kawasan ini diangkat sebagai situs warisan dunia UNESCO bersama dengan Taman Nasional Ujung Kulon.

Kepulauan Krakatau terdiri dari empat pulau utama yakni Pulau Serung, Anak Krakatau, Pulau Rakata, dan Pulau Panjang (kadang disebut juga Pulau Rakata Kecil).

Secara geologis, kepulauan ini merupakan bagian dari sistem gunung berapi tunggal Krakatau yang pernah ada di masa lalu.

Gunung Krakatau dikenal dunia akibat letusan dahsyat pada tahun 1883, yang merupakan salah satu peristiwa vulkanik paling mematikan dan merusak dalam sejarah.

BACA JUGA:Fakta Menarik Danau Kumbang Di Provinsi Jambi, Danau di Atas Puncak Gunung Yang Mempesona

Letusan tersebut mengakibatkan perubahan iklim global, termasuk musim dingin vulkanik pada tahun berikutnya, dengan penurunan suhu rata-rata musim panas di belahan bumi utara sebesar 0,4 derajat Celsius.

Selama berbulan-bulan, langit di seluruh dunia tampak gelap karena debu vulkanik yang tersebar di atmosfer, memengaruhi cahaya matahari. Efeknya bahkan tercatat di seluruh dunia, dari Norwegia hingga New York.

Letusan Krakatau ini tidak hanya berdampak pada cuaca, tetapi juga memengaruhi budaya dan peradaban dunia, termasuk penurunan kejayaan Persia, keruntuhan Kerajaan Romawi menjadi Bizantium, serta peradaban Maya dan Inca.

BACA JUGA:Fakta Menarik Gunung Jayawijaya: Surga Tertinggi dengan Salju Abadi di Garis Khatulistiwa

Letusan ini mengeluarkan energi setara dengan 200 megaton TNT, sekitar empat kali lebih kuat dari bom Sar Bomba, senjata termonuklir terbesar yang pernah diledakkan.

Diperkirakan bahwa letusan ini melepaskan energi yang setara dengan 30.000 kali bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.

Kepulauan Krakatau, yang tersisa hanya sepertiga setelah letusan tersebut, kemudian mengalami pemulihan.

Pada tahun 1927, sekitar 44 tahun setelah letusan, muncul Gunung Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba, yang hingga tahun 2000 telah mengalami lebih dari 100 kali letusan.

Gunung Krakatau terletak di kawasan yang dikenal sebagai Cincin Api Pasifik, yang merupakan zona pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.

BACA JUGA:5 Cerita Mistis di Gunung Salak, Gunung Di Jawa Barat Yang Terkenal Angker

Indonesia, sebagai negara yang terletak di kawasan ini, memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif, menjadikannya negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia.

Krakatau, yang secara internasional dikenal dengan nama Krakatoa, juga memiliki nama yang diyakini berasal dari bahasa Sanskerta,

Karka yang berarti kepiting, merujuk pada bentuknya yang mirip dengan kepiting.

Nama Krakatau sendiri lebih dikenal luas karena digunakan dalam laporan media internasional pada tahun 1883.

Letusan Krakatau di tahun 1883 diakui sebagai letusan gunung berapi dengan kekuatan terbesar yang tercatat dalam sejarah modern.

BACA JUGA:6 Fakta Menarik Gunung Tajam, Atap Tertinggi Pulau Belitung

Namun, ada beberapa letusan lain di Indonesia yang lebih besar, seperti letusan Gunung Tambora pada 1815 dan Gunung Samalas pada 1257.

Letusan terbesar yang tercatat dalam sejarah Indonesia adalah letusan supervulkan Gunung Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu, yang mempengaruhi iklim global selama ribuan tahun. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan