Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan: Sejarah dan Dayatariknya
orang utan di taman nasional tanjung puting kalimantan-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Taman Nasional Tanjung Puting sudah dikenal sejak masa pemerintahan kolonial Belanda.
Pada tahun 1937, kawasan Taman Nasional Tanjung Puting memiliki luas sekitar 205 ribu hektar dan ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa Sampit, yang fungsi utamanya adalah menjadi area perlindungan satwa orangutan dan bekantan.
Di tahun 1941, area ini mendapatkan penambahan luas wilayah dan kemudian terdaftar sebagai Suaka Alam Sampit dengan luas 205 ribu hektar serta Suaka Alam Kotawaringin yang mencakup 100 ribu hektar.
BACA JUGA:Sejarah, Daya Tarik Dan Harga Tiket Masuk Benteng Van Der Wijck di Kebumen
Setelah masa kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tahun 1970-an, Suaka Margasatwa Sampit berubah nama menjadi Suaka Margasatwa Tanjung Puting dan tercatat memiliki luas sebesar 270 ribu hektar.
Beberapa tahun setelahnya, Tanjung Puting masuk ke dalam daftar Cagar Biosfer Indonesia oleh UNESCO.
Barulah pada tahun 1996, sesuai dengan SK Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1996, kawasan ini berubah fungsi menjadi Taman Nasional Tanjung Puting.
BACA JUGA:Sejarah dan Fakta Menarik Taman Nasional Ujung Kulon, Tempat Penangkaran Satwa Langka
Ketika berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting, pengunjung akan disambut dengan hamparan hutan kerangas yang menjadi rumah spesies tumbuhan pemakan serangga, seperti kantong semar.
Pengunjung juga bisa menemukan hutan rawa gambut yang dipenuhi dengan tumbuhan akar lutut dan akar udara.
Barisan pohon gaharu, meranti, keruing, ramin, ulin dan kayu lanan juga bisa kamu temukan di Taman Nasional Tanjung Puting.
Selain keanekaragaman floranya, Taman Nasional Tanjung Puting juga menjadi habitat bagi primata yang dilindungi seperti orangutan Kalimantan dan bekantan, beruang madu, babi janggut, pelanduk kancil dan buaya muara.
BACA JUGA:Taman Nasional Way Kambas di Lampung, Pusat Konservasi Satwa Yang Menarik Dikunjungi
Kemudian labi-labi serta kurang lebih 200 jenis spesies burung, yang meliputi koloni burung great alba. Kalau kamu beruntung, kamu dapat melihat burung sandang lawe yang termasuk dalam 20 jenis burung terlangka di dunia.
Taman Nasional Tanjung Puting merupakan area konservasi orangutan terbesar di dunia. Dengan luas wilayah konservasi yang luas, kamu bisa melihat kehidupan satwa orangutan langsung di habitat aslinya.
Kira-kira, ada sekitar 40 ribu orangutan yang tinggal dan tersebar di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting.
Pengunjung juga bisa mengunjungi Pondok Tanggui dan Camp Leakey untuk mengetahui sejarah Taman Nasional Tanjung Puting.
BACA JUGA:Keindahan Air Terjun Telun Berasap, Objek Wisata Tersembunyi di Taman Nasional Kerinci
Tak hanya itu, di tempat tersebut kamu juga bisa menemukan informasi mengenai bagaimana para relawan konservasi merawat orangutan.
Kalau ingin menyaksikan orangutan secara langsung, sangat disarankan untuk menunggu hingga jam makan. Di jam-jam tersebut, raja orangutan biasanya turun dari pepohonan. Hal ini tentunya bakal jadi pengalaman yang tak terlupakan.
Menyusuri Sungai Sekonyer.
Di lokasi ini juga mengalir sungai Sekonyer. Sungai inilah yang menjadikan Taman Nasional Tanjung Puting mendapat sebutan Amazon versi Indonesia.
BACA JUGA:Pesona Pulau Peucang, Pulau Eksotis di Taman Nasional Ujung Kulon, Keindahannya Menyilaukan Mata
Setiap pengunjung yang ingin menuju taman nasional Tanjung Puting harus melalui sungai Sekonyer.
Selama perjalanan di Sungai Sekonyer, pengunjung akan naik perahu tradisional.
Di kiri dan kanannya, terdapat pemandangan hutan yang akan membuat pengunjung serasa seperti sedang di Sungai Amazon.
Bagi kamu yang ingin berburu pemandangan eksotis, Sungai Sekonyer juga mampu menghadirkan panorama matahari terbenam yang tak kalah indahnya dengan pesisir pantai.
BACA JUGA:Taman Nasional Way Kambas, Benteng Tertua Pelindung Fauna Pulau Sumatera, Seperti Ini Kondisinya
Tidak hanya melihat orangutan dan menyusuri Sungai Sekonyer saja, pengunjung pun bisa melakukan trekking hutan tropis di Taman Nasional Tanjung Puting.
Pengunjung disarankan tidak melakukan trekking sendirian untuk menghindari risiko tersesat. Lebih baik sewalah jasa pemandu yang bisa membantu kamu untuk mengenal hutan dengan lebih baik lagi.
Taman Nasional Tanjung Puting tak hanya berisi hamparan hutan rimbun dan satwa langka. Ada juga sebuah desa di Taman Nasional ini yang bisa jadi destinasi wisata, yaitu Desa Tanjung Harapan.
Masyarakat lokal yang bermukim di daerah ini bekerja sebagai nelayan. Beberapa di antaranya juga menjadi tempat tinggal para relawan yang membantu aktivitas konservasi Taman Nasional Tanjung Puting.
BACA JUGA:Keunikan dan Pesona Taman Nasional Bantimurung Di Maros, Ada Goa Mimpi, Air Terjun dan Kerajaan Kupu kupu
Tak jauh dari desa ini, terdapat area perkemahan Tanjung Harapan yang bisa kamu kunjungi saat liburan.
Masih di sekitaran Taman Nasional Tanjung Puting, pengunjung bisa mengunjungi Taman Wisata Alam Tanjung Keluang.
Objek wisata yang satu ini dapat dicapai menggunakan kelotok atau perahu penduduk setempat sekitar 30 menit. Selain itu, bisa bermain di pantai bersih dengan hamparan pasir putih.
Pesona flora fauna serta keindahan alam Taman Nasional Tanjung Puting yang beragam ini membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata favorit Kalimantan Tengah. (**)