Bupati Ajak Warga Tidak Buang Sampah Sembarangan
Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Permasalahan sampah di lingkungan tempat tinggal warga Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) masih menjadi persoalan. Untuk itu, Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi mengajak masyarakat tidak membuang sampah sembarangan lagi.
Dicontohkan Bupati, beberapa daerah maju, pasti tidak ada sampah berserakan ataupun bertumpuk. Hal itu dikarenakan masyarakatnya sudah sadar dan pentingnya lingkungan bebas sampah dan hidup sehat.
BACA JUGA:Pemkab Seluma Pastikan Dua Wilayah Pedalaman Merdeka Sinyal
Tetapi ini belum berlaku sepenuhnya di Bengkulu Selatan. Banyak laporan sampah menumpuk di irigasi, sungai, tempat publik hingga lingkungan pribadi.
BACA JUGA:Jadi Panutan Masyarakat, Bupati Ajak ASN Lebih Disiplin
Menyikapi itu, Bupati secara tegas menyatakan permasalahan sampah bisa dihindari asalkan masyarakat mau merubah pola hidup. Karena selama ini Bupati menilai pola hidup masyarakat masih salah dan tidak peduli terhadap sampah di sekitar lingkungan masing-masing.
BACA JUGA:Bupati Ingatkan Seluruh Kontraktor
“Ayo pakai akal, benar apa betul yang saya sampaikan? Artinya pola hidup masyarakat harus dibenahi,” kata Gusnan.
BACA JUGA:Masyarakat kembang Seri Butuh Perbaikan Jalan Sentra Pertanian
Oleh sebab itu sebagai solusinya, Bupati Gusnan memerintahkan seluruh desa membuat Peraturan desa (Perdes) tentang kebersihan. Dengan demikian ia menyakini permasalahan sampah di lingkungan akan teratasi. “Buatlah Perdes tentang kebersihan, Perdes tentang sampah. Wajib itu buat. Siapa yang ketahuan buang sampah sembarangan sanksi denda, jangan takut, demi untuk masyarakat,” tegas Gusnan.
BACA JUGA:Lampu Jalan Banyak Rusak, Kawasan Sirkuit Padang Panjang Gelap
Lalu yang berikutnya, solusi permasalahan sampah lainnya dimulai dari anak sekolah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diminta untuk membuat bank sampah. Nantinya Pemkab Bengkulu Selatan akan mengambil sampah-sampah yang dikumpulkan oleh anak sekolah. “Buat bank sampah, sampah dibawa oleh pelajar. Lalu dibeli oleh sekolah, dikonversikan dengan uang sebagai tabungan siswa,” demikian Gusnan. (rzn)