Inflasi Bengkulu Diproyeksi Sesuai Target Nasional
Kepala BI Perwakilan Bengkulu, Darjana-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Bank Indonesia memproyeksi inflasi Provinsi Bengkulu 2024 pada rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen.
Target ini melalui berbagai upaya yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) seperti program pasar murah. Kerja sama antar daerah kerja sebagai pemenuhan kebutuhan komoditas pokok.
BACA JUGA:Hingga Maret 2024, DBD di Bengkulu Capai 904 Kasus
Kepala BI Perwakilan Bengkulu, Darjana mengatakan inflasi Bengkulu pada Februari ini terjaga dalam kisaran 2,5 plus minus 1 persen.
"Kita yakini kedepannya angka inflasi bisa di bawah bulan Februari," ujar Darjana, Selasa (12/3/2024).
BACA JUGA:Bendungan Seluma Masih Jadi Favorit Bersantai Jelang Buka Puasa
Darjana mengatakan, pemerintah juga memaksimalkan penyaluran cadangan beras pemerintah melalui beras SPHP. Beras merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi, termasuk cabai dan minyak goreng.
BACA JUGA:Takjil Gratis Untuk Kaum Dhuafah dan Jemaah
BI juga mendukung memperbanyak gerakan operasi pasar murah. Selain menekan inflasi daerah, juga wujud membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan.
"Kami juga melihat beberapa sentra seperti cabe merah di Rejang lebong, itu kalau memungkinkan dan imbauan agar dipenuhi dulu kebutuhan lokal dan internal. Karena ada kabar, itu lari keluar, ke provinsi lain sehingga kita justru menjadi defisit cabe merah," kata Darjana.
BACA JUGA:Peraturan Pemerintah Tentang Tata Kelola ASN Segera Tuntas
Darjana juga menyebut, pihaknya memproyeksikan agar program Raflesia Menanam agar diperluas ke semua ekosistem potensial. Seperti sekolah, PPK, pesantren dan lainnya. Hal ini dilakukan agar tidak lagi harus berbelanja ke pasar.
"Sehingga ketersediaan komoditas di pasar menjadi mudah terkendali," sambung Darjana.
Ia mengatakan pengendalian inflasi juga bisa efektif apabila bisa mengajak pelaku ekonomi di pasar.