Miris! Banyak Pengendara di Bengkulu Selatan Tak Tahu Fungsi Helm

INGATKAN: Anggota Sat Lantas menegur dan mengingatkan pengendara pentingnya helm saat berkendara-Sugio AP-radarselatan.bacakoran.co

KOTA MANNA - Operasi Zebra Nala 2025 yang dilaksanakan Polres Bengkulu Selatan pada November lalu mengungkap fakta bahwa kesadaran pengguna jalan terhadap keselamatan berkendara masih rendah. 
Temuan paling mencolok adalah tingginya jumlah pelanggaran pengendara yang tidak memakai helm, menandakan masih banyak warga yang belum memahami fungsi penting alat pelindung kepala tersebut.
Kasat Lantas Polres Bengkulu Selatan, Muklis Syayuti, SH, M.Si mengatakan, helm bukan hanya syarat administrasi dalam berlalu lintas, tetapi pelindung utama kepala ketika terjadi benturan atau kecelakaan. 

BACA JUGA:Remaja Diingatkan Jauhi Pergaulan Bebas Serta Dukung Pencegahan Stunting

BACA JUGA:Komitmen Pemkab Bengkulu Selatan Majukan Sektor Perikanan, Bupati dan Wabup Tebar Bibit Ikan

“Masih banyak pengendara yang belum memahami fungsi helm. Data Operasi Zebra Nala 2025 menunjukkan bahwa pelanggaran tidak memakai helm mendominasi. Ini mengkhawatirkan, karena helm adalah penyelamat pertama saat kecelakaan,” tegasnya.BACA JUGA:Ombudsman RI Dukung Program “Bantu Rakyat”

BACA JUGA:Polda Bengkulu Salurkan Bantuan Untuk Tiga Provinsi Terdampak Bencana

Selama Operasi Zebra, petugas melakukan berbagai bentuk penindakan, seperti melalui ETLE mobile, tilang manual, maupun teguran langsung. Mulai dari pengawasan di lapangan hingga penindakan berbasis teknologi, mayoritas pelanggar yang terjaring adalah pengendara roda dua yang melintas tanpa menggunakan helm.

BACA JUGA:DPRD Bengkulu Selatan Kawal Proses Pembangunan untuk Wujudkan Harapan Masyarakat

BACA JUGA:Oppo A6 5G Dikabarkan Segera Rilis Resmi, Apa Saja Peningkatannya?

Tidak hanya soal helm, petugas juga menemukan pelanggaran lain seperti pengendara yang melawan arus, pengendara di bawah umur, serta pelanggaran lalu lintas lainnya. Namun jumlahnya tidak sebesar pelanggaran terkait penggunaan helm yang angkanya paling tinggi dan menjadi fokus evaluasi.
Di sisi lain, upaya sosialisasi keselamatan berkendara dilakukan secara masif melalui berbagai media. Mulai dari publikasi di media cetak dan elektronik, penyebaran konten di media sosial, pemasangan spanduk, pembagian leaflet dan stiker, hingga sosialisasi ke sekolah. 


Sat Lantas berharap pendekatan edukatif ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih disiplin dalam berlalu lintas.
Pencegahan dan pengawasan juga diperkuat dengan pemetaan daerah rawan kecelakaan, pengaturan di titik rawan pelanggaran, serta patroli rutin. Petugas turun ke lapangan untuk memastikan situasi lalu lintas tetap aman, sekaligus mendorong kepatuhan pengguna jalan.
“Kami berharap masyarakat tidak hanya takut ditindak, tetapi benar-benar menyadari pentingnya keselamatan. Memakai helm bukan untuk polisi, tetapi untuk melindungi nyawa sendiri,” ujarnya.

BACA JUGA:Harga TBS Stagnan, di Pabrik Rp2700 Per Kilogram

BACA JUGA:Bantuan Bencana Sumatera Disalurkan 10 Desember

Melalui rangkaian operasi zebra, edukasi, dan pengawasan yang dilakukan, Polres Bengkulu Selatan menargetkan angka kecelakaan dan fatalitas dapat ditekan. Kesadaran sederhana seperti memakai helm diharapkan menjadi budaya yang mengakar kuat di masyarakat. (yoh)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan