Innalillahi… PMI Asal Seluma yang Sakit Keras di Jepang Dikabarkan Meninggal Dunia
PMI Asal Seluma yang Sakit Keras di Jepang Dikabarkan Meninggal Dunia-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - TAIS, Kabar duka menyelimuti masyarakat Desa Kampai Kecamatan Talo. Pasalnya, Seorang warga bernama Adellia Meysa Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sebelumnya dilaporkan tengah sakit keras di Jepang saat ini dikabarkan meninggal dunia.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Dana Hibah Pilkada, 3 Orang Ditahan, Penyidikan Terus Berjalan
Adellia yang berstatus sebagai PMI ilegal dikabarkan meninggal dunia hari ini sekitar pukul 13.15 waktu Jepang.
Setelah berjuang melawan sakit meningitis. Meskipun sebelumnya kondisinya menunjukkan tanda tanda membaik.
Meninggalnya Adellia Meysa ini pun dibenarkan oleh Plt Kepala Dinas Nakertrans Seluma Iksan Saudi melalui Kabid Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Endang.
BACA JUGA:NREAKING NEWS: Bakso Goyang Lidah Di Seluma Dilalap Api
"Iya benar, salah satu PMI di Jepang warga Seluma meninggal dunia. Sekitar pukul 13.15 waktu Jepang," ujar Endang.
Endang mengatakan, saat ini pihak Disnakertrans Seluma tengah berkoordinasi dengan pihak pihak terkait untuk proses pemulangan jenazah almarhumah Adellia Meysa.
"Kami tengah berkoordinasi dengan KBRI Tokyo, BP3MI, KP2MI termasuk juga pihak keluarga almarhumah terkiat proses pemulangan jenazah," ujarnya.
Endang menjelaskan, terkait proses pemulangan jenazah ini akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait.
BACA JUGA:Lakukan Supervisi di Bengkulu Selatan Untuk Mensukseskan Program Pokok PKK
Mengingat almarhumah statusnya merupakan PMI ilegal sehingga pemulangan jenazah memang cukup sulit dan rumit, bahkan memakan waktu lama karena berbagai kendala yang disebabkan oleh status ilegal mereka yang berdampak pada masalah administrasi, hukum, dan biaya.
BACA JUGA:Program Cetak Sawah Baru Di Seluma Hampir Rampung
"Memang cukup rumit, sebab PMI ilegal tidak memiliki dokumen ketenagakerjaan dan perlindungan sosial yang lengkap atau sah dari pemerintah, sehingga menyulitkan proses administrasi di negara tempat mereka meninggal," ujarnya.
Disnakertrans juga tengah meminta berkas ke keluarga almarhum. Untuk mengetahui LPK yang memberangkatkan ke Jepang. Sebab LPK tersebut harus bertanggung jawab.
"Kami belum tahu LPK yang memberangkatkan ini, kami tengah mencari berkas berkas ke keluarganya. Tapi info yang kami dapat LPK itu sudah tutup," pungkasnya. (rwf)